TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyebut setidaknya 206 anak mengidap gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI). Dari jumlah tersebut, jumlah kematian mencapai 99 anak, di mana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65 persen.
Banyak kekhawatiran muncul di tengah masyarakat, termasuk ketakutan tentang probabilitas adanya pandemi dari kasus gagal ginjal misterius yang pada bulan September lalu angkanya melonjak drastis hingga 81 kasus .
Dicky Budiman, Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, menegaskan bahwa hingga saat ini berdasarkan bukti yang terkumpul menunjukkan bahwa gangguan ginjal misterius ini tidak memiliki potensi pandemi. “Potensi menjadi pandemi itu tidak ada,” ucapnya.
Dalam penjelasannya, kasus gagal ginjal misterius ini masuk kategori outbreak atau Kejadian Luar Biasa (KLB) karena memenuhi kriteria kejadian yang baru ditemui saat ini atau kejadian yang sebelumnya sudah ada, namun tiba-tiba terjadi peningkatan. “Tentunya keadaan seperti ini gagal ginjal akut, memenuhi kriteria outbreak atau kejadian luar biasa,” kata Dicky.
Ia menambahkan bahwa kasus ini tergolong berbahaya karena peningkatan kasus yang tiba-tiba terjadi dan penyebab yang belum diketahui hingga saat ini. “Ini tentu berbahaya, selama belum diketahui penyebab pastinya, artinya bisa hiden atau silent di masyarakat terjadi,” ujarnya.
Hal lainnya yang juga dipersoalkan adalah kasus yang terjadi bisa saja lebih banyak daripada yang dilaporkan. Menurut Dicky, hal tersebut memungkinkan karena Indonesia yang juga terdiri dari pulau-pulau kecil. “Saya bicara dengan sejawat saya di pulau-pulau kecil. Ada banyak kasusnya dan itu tidak terdeteksi, ini yang harus disadari dalam konteks negara sebesar Indonesia.”
ZAHRANI JATI HIDAYAH
Baca:
Balita Meninggal Akibat Gagal Ginjal Akut di Yogya Bertambah, Total 6 Orang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.