Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal 4 Level Status Gunung Berapi

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanis yang terpantau dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin 5 Desember 2022. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di radius 15 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanis yang terpantau dari Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin 5 Desember 2022. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di radius 15 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Semeru terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan luncuran Awan Panas Guguran (APG) dan indikator yang lain pada Ahad, 4 Desember 2022.

Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas), terhitung per pukul 12.00 WIB pada Ahad siang. Seperti diketahui, status gunung berapi merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk memprediksi kemungkinan erupsi suatu gunung berapi.

Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenalkan empat level status gunung berapi, yaitu:

1.  Level I (Normal)

Status level 1 atau normal merupakan status paling dasar yang diberikan kepada suatu gunung berapi aktif. Di mana menurut hasil pengamatan visual dan instrumental gunung mengalami fluktuatif, namun tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas signifikan.

Gunung berapi dengan status ini berarti tidak menunjukkan aktivitas-aktivitas berbahaya atau memiliki kecenderungan akan mengalami erupsi. Meski begitu, gunung berapi dengan status normal harus tetap berada di bawah pengawasan lembaga penanggulangan bencana guna pencatatan aktivitas dan kemungkinan kenaikan status.

2.  Level II (Waspada)

Gunung berapi dengan status Level 2 atau waspada berarti memiliki aktivitas yang berbeda dengan kondisi normal. Di mana berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental mulai memperlihatkan peningkatan aktivitas. Gunung berapi berstatus waspada ini ditandai dengan adanya aktivitas seismik dan vulkanis, yang berupa perubahan aktivitas magma, tektonik, dan hidrotermal. Mengutip magma.esdm.go.id, bahkan pada beberapa gunung berapi dapat terjadi erupsi.

Dalam kondisi ini, lembaga penanggulangan bencana akan melakukan pengawasan dan pencatatan terbatas terhadap aktivitas gunung berapi. Selain itu, lembaga penanganan bencana juga akan melakukan sosialisasi mengenai status gunung berapi terhadap masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Level III (Siaga) 

Hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung berapi mengalami erupsi. Peningkatan aktivitas ini dapat membuat gunung tersebut meningkat statusnya menjadi Level III atau siaga. 

Gunung berapi berstatus siaga umumnya mengalami peningkatan aktivitas yang tampak kasat mata, berupa peningkatan aktivitas seismik dan vulkanis yang memiliki kecenderungan terhadap erupsi. Dalam beberapa kasus, peningkatan aktivitas gunung berapi berstatus siaga bahkan telah diikuti oleh aktivitas erupsi.

4. Level IV (Awas)

Status Level IV atau awas merupakan status tertinggi yang mampu diperoleh gunung berapi. Gunung berapi dengan status awas diperkirakan akan meletus dalam kurun waktu selambat-lambatnya 24 jam. Bahkan, gunung berapi dengan status awas umumnya telah mengalami letusan awal atau letusan pembuka. 

Pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana akan melakukan proses evakuasi dan manajemen risiko terpadu saat gunung berapi telah mendapat status awas.

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca juga: Status Gunung Semeru Naik dari Siaga Menjadi Awas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

21 jam lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.


10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

5 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan desa Laingpatehi setelah letusan Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
10 Desa dan 2 Kelurahan Terdampak Erupsi Gunung Ruang, BNPB Beberkan Kerugian Materiil yang Timbul

Sebanyak sepuluh desa dan dua kelurahan di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro terdampak material vulkanik erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.


4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

10 hari lalu

Foto udara kendaraan pemudik memadati di jalur selatan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu 14 April 2024. Arus balik H+3 lebaran dari Tasikmalaya menuju Bandung terpantau padat merayap dan terjadi antrean kendaraan dari Sindangkasih, Kabupaten Ciamis hingga Indihiang, Kota Tasikmalaya. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
4 Cara Cek Titik Rawan Bencana di Jalur Mudik Lebaran 2024

Berikut cara cek titik rawan bencana di jalur mudik Lebaran 2024 melalui situs BNPB, Ditjen Bina Marga, PVMBG, dan PetaBencana.id.


4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

12 hari lalu

Kepulauan Canary, Spanyol (Pixabay)
4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

Destinasi Wisata di Kepulauan Canary terus diserbu turis, membuat warga lakukan aksi mogok makan. Berikut 4 tujuan wisata unggulan di sana.


Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

12 hari lalu

Helikopter Super Puma BNPB melakukan manuver memadamkan sisa api di kawasan Gunung Arjuno, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 8 September 2023. BNPB menambah satu unit helikopter (total dua) tersebut sebagai upaya pemerintah untuk memadamkan sisa api yang membakar seluas 4.796 hektar per Rabu (8/9) hutan dan lahan (karhutla) Gunung Arjuno agar lebih efektif. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Kepala BNPB Pantau Lewat Udara Potensi Bencana Jawa Timur di Masa Libur Lebaran 2024

BNPB melihat secara langsung potensi terjadi bencana di beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur.


Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

15 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Perancis 10 April 2024. Istimewa
Risma Bicara Pengalaman RI Tangani Bencana, Ini Respons Direktur OECD

Direktur Tata Kelola Publik OECD Elsa Pilichowski menanggapi pemaparan Mensos Risma soal penanganan bencana di Indonesia.


Di Forum OECD, Risma Paparkan Cara Indonesia Memastikan Ketahanan Infrastruktur Terhadap Bencana

15 hari lalu

Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)
Di Forum OECD, Risma Paparkan Cara Indonesia Memastikan Ketahanan Infrastruktur Terhadap Bencana

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur OECD di Paris, Prancis pada Rabu, 10 April 2024.


Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

20 hari lalu

Ilustrasi bencana alam.
Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.


Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Pelajari Keunikan Sundaland

24 hari lalu

Materi yang dibagikan peneliti Danny Hilman Natawidjaja saat berdiskusi menjelaskan bagaimana pencairan es menyebabkan permukaan air laut naik dan menenggelamkan Sundalandia atau Sundaland. (ANTARA/HO-BRIN)
Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Pelajari Keunikan Sundaland

BRIN meneliti sejarah geologi Sundaland untuk sejumlah alasan. Utamanya untuk antisipasi bencana.


Hari Kelima Bencana Longsor Cipongkor Bandung Barat, Tiga Warga Masih dalam Pencarian

27 hari lalu

Tim SAR gabungan mengangkut jenazah korban yang tertimbun material longsor di Kampung Cigintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis 28 Maret 2024. Hingga hari keempat pencarian pukul 12.00 WIB, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi tujuh jenazah dari total 10 korban meninggal dunia yang tertimbun material longsor. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Hari Kelima Bencana Longsor Cipongkor Bandung Barat, Tiga Warga Masih dalam Pencarian

Upaya pencarian korban hilang dalam kejadian longsor ini terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Bandung Barat beserta Tim SAR Gabungan.