TEMPO.CO, Jakarta -Tim mobil listrik hemat energi, Semar Universitas Gadjah Mada (UGM) menjuarai kompetisi internasional Shell Eco-marathon cabang lomba autonomous programming competition (APC) 2023. Kedua tim UGM masing-masing menjadi juara, dengan Semar Proto UGM meraih juara 1 dan Semar Urban UGM menyabet juara 3.
Ketua tim Semar Abdul Adzim Iftikar Mardiansjah menjelaskan kompetisi pemrograman tersebut diikuti 25 tim dari 15 negara dunia. Tim mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dunia saling berkompetisi membuat sebuah program kendali mobil tanpa awak (autonomous vehicle) dari sebuah kendaraan untuk mencapai nilai efisiensi yang maksimal.
Adzim menyampaikan di kompetisi ini mereka ditantang untuk membangun algoritma kendali mobil otonom, mulai dari persepsi untuk mengumpulkan dan mengolah informasi dari lingkungan, perencanaan untuk menentukan dan mengambil keputusan, hingga kontrol dari kendaraan untuk mengeksekusi tindakan yang telah direncanakan.
Peserta diharuskan menggunakan ROS (robotic operating system) sebagai lingkungan untuk berkomunikasi dengan kendaraan melalui algoritma yang sudah dirancang. Kriteria penilaian utama dalam kompetisi ini adalah mileage (km/kWh) yang merupakan indikator efisiensi kendaraan. Semakin tinggi nilai mileage, semakin hemat program kendali mobil yang dibangun.
“Hasilnya untuk Semar Proto adalah 19,39 Km/kWH dan Semar Urban adalah 19,36 Km/kWh,” tuturnya dilansir dari laman UGM pada Rabu, 19 April 2021.
Sementara untuk melakukan pengujian efisiensi, Adzim menjelaskan, algoritma yang telah dirancang akan dijalankan oleh panitia melalui simulasi di sebuah server. Dalam simulasi ini akan terdapat mobil lain yang dimunculkan secara acak.
Program mobil yang dirancang harus bisa menghindari tabrakan dengan mobil-mobil tersebut atau dengan objek lainnya. Selain itu, mobil yang dijalankan juga harus mematuhi beberapa peraturan lalu lintas, seperti tidak melewati batas kecepatan yang ditentukan dan mematuhi rambu lalu lintas lainnya.
Koordinator dari divisi electric motor Semar dan ketua tim Semar Proto Hafiz Fatkha Ardian mengatakan capaian tersebut tercatat sebagai kali pertama Semar Proto UGM menjadi juara dunia.
“Melihat track record dari lomba sebelumnya, kami belum berada di jajaran nama-nama pemenang. Namun, tim kami di tahun ini ternyata bisa merengkuh juara dunia merupakan hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya,” ungkapnya.
Kemenangan tim Semar Proto di APC tahun ini terbilang sangat tidak terduga. Sebab, pada saat dua hari menjelang kompetisi ditutup, tim Semar Proto masih menduduki peringkat terakhir di jajaran pengajuan valid. Namun, di akhir kompetisi mereka mampu mengembalikan keadaan dengan berada di peringkat teratas dunia.
Lebih lanjut, Hafiz menjelaskan pembuatan program dari Semar Proto merupakan pengembangan dari yang telah dibangun oleh tim terdahulu. Tim Semar Proto melakukan penyempurnaan dan improvisasi program dari tahun sebelumnya.
“Pembuatan program sendiri tidak semuanya dari nol, karena lebih berfokus pada penyempurnaan program tahun sebelumnya,” terangnya.
Muhammad Bagus Hidayatullah selaku ketua tim Semar Urban turut menyampaikan rasa kegembiraan setelah meraih juara ke-3 pada kompetisi tersebut. Hasil yang diraih saat ini menjadi sebuah kebanggaan bagi tim yang membangun program dari awal hingga akhir secara tekun dan konsisten.
“Keberhasilan kali ini harapannya bisa memotivasi kami semua di Semar UGM untuk terus berkarya dan menghasilkan inovasi baru yang bermanfaat bagi banyak orang, serta ke depan bisa terus mempertahankan tradisi juara di kompetisi internasional lainnya,” tuturnya.
Pilihan Editor: Alumnus UGM Wakili Pemuda Indonesia di KTT Pemuda G7 Tokyo