Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kecewa, Peneliti Nyatakan Tolak Ajukan Riset Lagi di BRIN

image-gnews
Ilustrasi gedung LIPI. Wikipedia.org
Ilustrasi gedung LIPI. Wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Gejolak peneliti di internal Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN masih terus terjadi. Beberapa peneliti bahkan terkini 'memberontak' dengan menyatakan tak akan mengajukan proposal riset di lembaga baru itu, gabungan dari lembaga dan pusat riset atau penelitian yang ada sebelumnya.

Ini seperti yang diungkap Subarudi, peneliti di Pusat Riset Kependudukan, Organisasi Riset Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora, kepada Tempo pada Rabu 24 Mei 2023. "Saya tidak akan ajukan riset di BRIN karena serba ga boleh," katanya sambil menambahkan, "Saya dan banyak teman-teman sekarang (melakukan riset) pakai bendera lain."

Subarudi adalah peneliti bidang sosiologi kehutanan. Dia mengungkap bergabung ke BRIN dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membawa harapan akan iklim riset yang dapat lebih menunjangnya daripada yang didapat sebelumnya. "Dapat duit banyak untuk riset, ga dibebankan banyak administrasi...tapi ternyata lebih parah lagi di sini," katanya yang dikukuhkan sebagai profesor riset pada 2020 tersebut. 

Subarudi menyebut beberapa contoh keluhannya seperti tak ada dana yang dibutuhkan untuk mengundang para pakar memberikan pandangan dalam setiap perencanaan usulan riset. Begitu juga dengan dana publikasi di jurnal internasional saat riset sudah rampung.

Dia juga keberatan dengan regulasi BRIN yang mengendalikan seluruh dana yang didapat peneliti dari pihak ketiga untuk mendukung risetnya. Termasuk pelarangan sejumlah nama jurnal internasional asal tiga rumah penerbit open access (OA), yakni Hindawi, MDPI, dan Frontiers, yang dianggap tanpa disertai argumentasi kuat.

Terkini, keluhannya adalah perihal pengosongan Gedung Widya Graha eks Gedung LIPI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, untuk mendukung coworking space ala BRIN. Gedung terdiri dari 13 lantai itu dinilai masih sangat baik dan para peneliti hasil integrasi BRIN yang kini bernaung di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora.

Menurut Subarudi, juga beberapa peneliti lain yang dihubungi Tempo, pemberitahuan pengosongan gedung datang tiba-tiba di awal bulan ini. Padahal para peneliti di OR itu baru mulai menempatinya. Bahkan, mereka mengungkap, baru saja membagi-bagi ruang antar pusat riset yang ada. "Sudah ada yang bawa barang juga," kata seorang di antaranya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Surat yang datang dari Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN memerintahkan gedung dikosongkan per 10 Mei lalu. Para penelitinya diminta bekerja dari rumah atau lokasi mana saja selain di gedung itu.

Seperti yang didapati Tempo, perintah itu mendapat reaksi emosional di grup percakapan internal para penelitinya. Ada yang mengaku terpaksa mencegah kedatangan kolega dari luar negeri gara-gara belum punya ruang kerja lagi. Yang lain mempertimbangkan mundur dari posisi yang dijabat karena kekecewaan yang memuncak.

"Banyak yang protes tapi tidak berani bicara terbuka," kata Subarudi.

Hingga artikel ini dibuat Tempo belum mendapat tanggapan dari Kepala BRIN Laksana Tri Handoko tentang perkembangan terbaru dari gejolak internal di kalangan penelitinya tersebut.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

1 menit lalu

Tim peneliti di Telkom University Bandung mengembangkan meteran air dengan sistem token. Gambar atas menunjukkan komponen di bagian dalam alat (Dok. Tim)
Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.


Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

16 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.


Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.


Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

1 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat


Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

1 hari lalu

Ilustrasi Satelit LAPAN A3. pusteksat.lapan.go.id
Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.


Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

2 hari lalu

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani
Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.


Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

2 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.


Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

2 hari lalu

Arsip - Seorang penarik becak membasuh wajahnya dengan air di antara cengkeraman suhu panas di Dhaka, Bangladesh, 20 April 2024. (Xinhua)
Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.


'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

3 hari lalu

Papan nama Gedung BRIN di Jakarta. Foto: Maria Fransisca Lahur
'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.


Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

3 hari lalu

Anjungan Teluk Kendari. ANTARA/La Ode Muh Deden Saputra.
Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.