TEMPO.CO, Jakarta - Kairan Quazi menjadi karyawan termuda berusia 14 tahun yang bekerja di SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk. Kairan akan lulus pada bulan ini dari Santa Clara University, California dan melanjutkan kariernya sebagai software engineer di divisi Starlink SpaceX.
“Aku akan bergabung dengan perusahaan paling keren di planet ini sebagai insinyur perangkat lunak di tim teknik Starlink,” tulis Kairan di LinkedIn.
Perjalanan Kairan menekuni bidang matematika dan sains dimulai pada umur sembilan tahun. Saat itu, dia berhasil diterima sebagai mahasiswa termuda dalam program matematika di akademi vokasi Las Positas College.
Beberapa bulan kemudian, di usia 10 tahun, dia mendapatkan kesempatan magang sebagai rekan peneliti artificial intelligence (AI) di Intel Labs. Posisi ini dia jalani selama empat tahun sejak 2019. Selain itu, dia juga pernah magang di perusahaan Blacbird.AI dalam bidang pembelajaran mesin.
“Di lautan penolakan dari perusahaan-perusahaan Silicon Valley yang paling dibanggakan, satu pemimpin mengatakan ‘ya’. Satu pintu dibuka, mengubah segalanya,” tulisnya di unggahan LinkedIn soal pengalamannya meraih posisi magang di Intel Labs.
Pada 2020, Kairan lulus kuliah vokasi dengan predikat kehormatan tertinggi. Setelah itu, pada usia 11 tahun, dia melanjutkan kuliah di program sarjana ilmu komputer dan teknik di Santa Clara University dan akan menjadi lulusan termuda di sejarah kampusnya.
Di halaman LinkedIn Santa Clara University tertulis, “Di usianya yang baru 14 tahun, Kairan Quazi akan menjadi lulusan termuda dalam 172 tahun sejarah Santa Clara.” Dia akan lulus bersama 1.600 mahasiswa lainnya pada 17 Juni mendatang.
Selama kuliah, Kairan aktif berpartisipasi dalam organisasi mesin komputasi dan menjadi senat senior di badan mahasiswa. Pelajar berprestasi ini juga menjadi salah satu tutor yang paling dicari oleh para mahasiswa lain.
“Aku rasa ada pola pikir konvensional bahwa aku melewatkan masa kanak-kanakku, tapi menurutku itu tidak benar,” katanya, dikutip dari ABC7 News. Dengan pola pikir itu, lanjutnya, mungkin sekarang dia baru akan lulus sekolah menengah.
Melansir dari Seattle Times, Kairan bercerita perjalanannya tidak mudah. Dia melamar ratusan pekerjaan dan 95 kali ditolak. Hanya ada tiga tawaran penuh waktu yang menerimanya.
Ahmed Amer, pembimbing akademik Kairan, mengatakan Kairan berjuang untuk bisa dianggap mumpuni di usianya. Dia berharap di masa depan Kairan dapat terus mewujudkan potensinya tanpa penilaian buruk dari orang-orang di sekitarnya.
Perjuangan Khairan dan pengalaman profesionalnya mengantarkannya ke SpaceX. Bagi insinyur berusia 14 tahun ini, tonggak pencapaian ini bukan merupakan akhir, melainkan awal dari kariernya.
Dalam biografi LinkedIn-nya, dia menulis, “Adalah impian saya untuk memiliki karier menangani masalah yang menantang dan melakukan inovasi radikal untuk melayani kebaikan bersama".
Pilihan Editor: CEO OpenAI Sam Altman Hadir untuk Tanya-Jawab di Jakarta Besok, Simak Cara Mengikutinya