Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Wisuda Harus Memakai Toga dan Jubah?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi mahasiswa wisuda. shutterstock.com
Ilustrasi mahasiswa wisuda. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wisuda menjadi sebuah tradisi perayaan kelulusan setelah menempuh sebuah jenjang pendidikan. Adapun prosesi wisuda identik dengan menggunakan toga dan jubah. Mengapa demikian? 

Kata toga berasal dari Bahasa Latin yaitu tego yang bermakna penutup. Dikutip dari pasca.iain-palangkaraya.ac.id, umumnya toga dikaitkan dengan bangsa Romawi. Toga sesungguhnya berasal dari sejenis jubah yang dikenakan oleh pribumi Italia, yaitu bangsa Etruskan yang hidup di Italia sejak 1200 SM.

Kala itu, bentuk toga belum seperti jubah, namun sebatas kain sepanjang enam meter yang cara penggunaannya sebatas dililitkan ke tubuh. Walau tak praktis, toga adalah satu-satunya pakaian yang dianggap pantas waktu seseorang berada diluar ruangan untuk menutupi tubuh mereka.

Kemudian toga mulai berkembang di Romawi berupa sehelai mantel wol tebal yang dipakai setelah mengenakan cawat atau celemek. Hingga pada masa ini, toga tetap dianggap satu-satunya busana yang pantas dikenakan di luar ruangan. 

Seiring berjalannya waktu, pemakaian toga mulai bergeser dari busana sehari-hari menjadi pakaian resmi seremonial, termasuk acara kelulusan. Bentuknya pun dimodifikasi menjadi sejenis jubah.

Hingga penggunaan atribut tersebut mulai digunakan sebagai simbol akademik di berbagai universitas. University of Oxford dan University of Cambridge menjadi perguruan tinggi pertama yang meresmikan pakaian kelulusan dalam bentuk toga wisuda. 

Di Eropa, kostum kelulusan biasanya disebut gown. Sementara topinya yang berbentuk bujur sangkar disebut mortarboard. Ada juga yang menyebutnya graduate cap atau black cap. Atribut kelulusan tersebut diadopsi oleh Amerika pada era kolonial. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain melambangkan keagungan, toga yang berwarna hitam menyimbolkan misteri kegelapan yang berhasil dikalahkan oleh wisudawan sewaktu di perkuliahan.

Sementara itu, dikutip dari Medium, sudut persegi pada topi melambangkan toga adalah seorang sarjana yang dituntut untuk berpikir rasional dan memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang beragam.

Adapun perpindahan kucir dari kiri ke kanan berarti perubahan penggunaan otak kiri ke otak kanan yang harus banyak dilakukan mahasiswa setelah diwisuda. Otak kiri adalah bagian yang banyak digunakan untuk berfikir dan menyerap pengetahuan.

Hingga saat ini tradisi topi toga dan jubah mengalami perkembangan dan menjadi bagian penting dari pengalaman akademis setiap mahasiswa. 

Pilihan Editor: Wisuda TK-SMA Ramai Diperdebatkan Netizen, Begini Sejarah Awal Wisuda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


20 Universitas dari Amerika Serikat Tampil di Pameran EducationUSA

1 hari lalu

Kampus Universitas Harvard. Wikipedia
20 Universitas dari Amerika Serikat Tampil di Pameran EducationUSA

Total ada 20 universitas dari Amerika Serikat yang berpartisipasi di acara pameran pendidikan EducationUSA, yang diselenggarakan di tiga kota.


Konsistensi Pemprov DKI Tingkatkan Kualitas Pendidikan

1 hari lalu

Konsistensi Pemprov DKI Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta terus berupaya meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di sekolah. Satu yang terbaru melalui program Jakarta Sekolah Komunitas.


Calon Hakim MK Gagas Pendidikan Hakim hingga Usia 55 Tahun, Komisi III DPR: Kapan Berkeluarga?

8 hari lalu

Suasana di Ruang Rapat Komisi III DPR saat uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap 8 calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK) pada Senin, 25 September 2023. Tempo/ Adil Al Hasan
Calon Hakim MK Gagas Pendidikan Hakim hingga Usia 55 Tahun, Komisi III DPR: Kapan Berkeluarga?

DPR menilai gagasan Calon Hakim Mahkamah Konstitusi atau MK, Elita Rahmi, tentang pendidikan calon hakim sampai usia 55 tahun tetapi tidak realistis.


Tips buat yang Pilih Homeschooling untuk Anak

9 hari lalu

Ilustrasi homeschooling. shutterstock.com
Tips buat yang Pilih Homeschooling untuk Anak

Buat para orang tua yang lebih memilih homeschooling buat anak, bukan belajar di sekolah umum, berikut beberapa tips dari pakar.


Cerita Ayah dan Anak Lulus Bersama dari Teknik Elektro ITS

10 hari lalu

Mochamad Sahal dan putranya yang lulus bersama dari ITS. Dok. ITS
Cerita Ayah dan Anak Lulus Bersama dari Teknik Elektro ITS

Pasangan ayah dan anak menjadi wisudawan bersama dan sama-sama dari Departemen Teknik Elektro ITS.


Domus Tiberiana, Istana Romawi yang Tutup Setengah Abad Akhirnya Dibuka untuk Wisatawan

12 hari lalu

Domus Tiberiana di Roma, Italia(turismoroma.it)
Domus Tiberiana, Istana Romawi yang Tutup Setengah Abad Akhirnya Dibuka untuk Wisatawan

Domus Tiberiana yang berusia hampir 2000 tahun adalah rumah bagi para penguasa di era Kekaisaran Romawi.


Nasabah Rekening Green Savings Meningkat, DBS Indonesia Tambah Kolaborasi dengan Mitra Baru

19 hari lalu

Bank DBS Indonesia. Foto : DBS
Nasabah Rekening Green Savings Meningkat, DBS Indonesia Tambah Kolaborasi dengan Mitra Baru

Jumlah nasabah Rekening Green Savings oleh PT Bank DBS Indonesia tercatat meningkat sebesar 60 persen sejak Desember 2022 hingga Agustus 2023.


Asesmen Nasional 2023, Upaya Kemendikbudristek Tingkatkan Mutu Pendidikan

19 hari lalu

Foto dok. Kemendikbudristek
Asesmen Nasional 2023, Upaya Kemendikbudristek Tingkatkan Mutu Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan perbaikan kualitas pendidikan di Tanah Air.


Tekan Industri Bimbel yang Marak, Cina Akan Memberi Denda bagi Bimbel Ilegal

21 hari lalu

Orang-orang berjalan bersama anak-anak di jalan pejalan kaki di Harbin, Provinsi Heilongjiang, Cina, 10 Februari 2023. REUTERS/Thomas Peter
Tekan Industri Bimbel yang Marak, Cina Akan Memberi Denda bagi Bimbel Ilegal

Bimbel tak berlisensi di Cina dapat didenda sebesar 100 ribu yuan. Selain mengurangi tekanan pada siswa, keputusan ini berkaitan dengan angka kelahiran di Cina.


Puteri Komarudin Dorong Pendidikan Inklusif dan Berkualitas

23 hari lalu

Anggota BKSAP DPR RI Puteri Komarudin saat hadir secara virtual dalam acara ASEAN+Youth Summit 2023 di Jakarta Concert Hall. Foto: Ist/nr
Puteri Komarudin Dorong Pendidikan Inklusif dan Berkualitas

Indonesia masih dihadapkan pada disparitas mutu pendidikan.