Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Rabies, Penyakit Anjing Gila dengan Tingkat Kematian Hampir 100 Persen

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Warga membawa hewan peliharaan saat antre untuk mengikuti pemberian vaksin rabies secara gratis yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan, Pertanian, dan Perikanan Kota Administrasi Jakarta Selatan di kawasan Tebet, Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2020. TEMPO / Hilman Fathurtahman W
Warga membawa hewan peliharaan saat antre untuk mengikuti pemberian vaksin rabies secara gratis yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan, Pertanian, dan Perikanan Kota Administrasi Jakarta Selatan di kawasan Tebet, Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2020. TEMPO / Hilman Fathurtahman W
Iklan

TEMPO.CO, JakartaRabies saat ini tengah menjadi perbincangan di masyarakat menyusul sejumlah kasus meninggalnya anak-anak yang terpapar virus ini. Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Nusdianto Triaksono mengatakan rabies memiliki berbagai macam nama, antara lain Lyssa atau Hidrofobia. Tapi, di Indonesia lebih terkenal sebagai penyakit anjing gila.

Penularan penyakit ini bisa terjadi dari hewan ke manusia atau hewan ke hewan melalui gigitan. “Virusnya itu banyak di sekitar mulut, khususnya saliva atau liur. Melalui gigitan atau cakaran virus bisa terbawa menembus kulit dan masuk ke dalam tubuh,” katanya dilansir dari situs Unair pada Senin, 26 Juni 2023.

Saat terjadi luka terbuka pada kulit dan terkena jilatan hewan rabies maka ada kemungkinan virus masuk ke dalam tubuh. “Kulit sebenarnya berfungsi sebagai pelindung. Jika kulit terbuka karena tergores atau luka maka agen infeksi seperti bakteri atau virus bisa saja masuk ke jaringan di bawah kulit dengan mudah,” ujarnya.

Nusdianto mengatakan bahwa virus ini dapat merusak otak dan membuat sistem saraf pusat tidak bekerja dengan baik. Di manapun bagian tubuh yang mendapat gigitan, virus ini, kata dia, akan berakhir di otak atau sistem saraf pusat.

Tingkat Kematian Capai Hampir 100 Persen

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan, angka kematian akibat rabies di Indonesia masih cukup tinggi yakni 100-156 kematian per tahun, dengan case fatality rate (tingkat kematian) hampir 100 persen. Hal ini menggambarkan bahwa rabies masih jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Secara statistik, 98 persen penyakit rabies ditularkan melalui gigitan anjing, dan 2 persen penyakit tersebut ditularkan melalui kucing dan kera.

Adapun gejala yang terlihat jelas adalah hewan penderita bisa menjadi lebih agresif. “Pada tahap tertentu, hewan ini bisa lebih agresif. Dia bisa menggigit apa saja, manusia bahkan kayu atau benda-benda lain,” paparnya.

Selain berubah agresif, ada tahapan lain yang bernama tahap paralitik. Pada tahap ini hewan menjadi lebih diam bahkan mengarah pada kelumpuhan. “Dia tidak banyak bergerak jadi diam sekali,” ucapnya.

Kelemahan yang terjadi pada hewan rabies akan berdampak pula pada korban yang mendapat gigitan. Hewan ternak yang menjadi korban gigitan dapat terpapar. “Hewan ternak yang terkena rabies cenderung lebih diam, bisa juga ada gejala takut air atau hidrofobia hingga takut terhadap sinar atau fotofobia,” ungkapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menambahkan bahwa rabies bisa terjadi pada semua hewan, utamanya makhluk berdarah panas seperti anjing, kucing, atau kelelawar, atau hewan ternak.

Nusdianto berpesan kepada masyarakat jika mencurigai hewan peliharaannya terpapar rabies untuk segera melapor ke dokter hewan atau Dinas Peternakan. Begitu pula bila ada korban gigitan hewan, laporan tetap harus dilakukan.

“Begitu hewan menggigit maka tangkap, amankan, dan jangan dibunuh. Supaya bisa diperiksa dulu hewan ini menderita rabies atau tidak,” terangnya.

Cegah dengan Vaksinasi

Nusdianto menyarankan bagi korban gigitan untuk pergi ke pelayanan kesehatan terdekat agar mendapat penanganan segera. Upaya untuk mencegah terpaparnya virus adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksin rabies bisa dilakukan sekali dalam satu tahun. Masyarakat bisa menghubungi dokter hewan atau dinas peternakan setempat untuk mendapatkan.

Beberapa fasilitas lain seperti vaksinasi rabies massal juga kerap dilakukan oleh Unair. Upaya ini dilakukan guna membantu pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas rabies pada 2030.

“Di RSHP Unair selalu mengadakan vaksinasi massal supaya capaian vaksinasi meningkat. Biasanya kami lakukan saat momen-momen penting seperti memperingati hari kedokteran hewan dunia atau hari peringatan rabies,” ucap Nusdianto yang merupakan Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis, Pendidikan, Penelitian, dan Keperawatan Veteriner Rumah Sakit Hewan Pendidikan Unair ini.

Pilihan Editor: Inilah Peserta UTBK 2023 dengan Nilai Tertinggi se-Indonesia, Berapa Skornya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


24 Kampus Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2024: UI Naik Peringkat, Binus Masuk 5 Besar

1 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
24 Kampus Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2024: UI Naik Peringkat, Binus Masuk 5 Besar

Sebanyak 24 kampus di Indonesia masuk dalam daftar kampus terbaik dunia versi THE WUR 2024. UI menempati posisi teratas


Kisah Mahasiswa Unair Lulus Tanpa Skripsi, Berkat Rancang Aplikasi Cegah Risiko Depresi

1 hari lalu

Nidya Almira, mahasiswa lulusan Psikologi UNAIR angkatan 2018.  Foto: Dok. Pribadi
Kisah Mahasiswa Unair Lulus Tanpa Skripsi, Berkat Rancang Aplikasi Cegah Risiko Depresi

Nidya Almira Xavier Herda Putri, mahasiswi Fakultas Psikologi Unair lulus kuliah lewat jalur non-skripsi. Ia ikuti konversi skripsi dari PKM Karsa Cipta aplikasi self-care berbasis kecerdasan buatan.


Kapan Hewan Peliharaan Harus Mendapat Vaksin Rabies?

1 hari lalu

Dokter hewan memeriksa seekor anjing peliharaan milik warga sebelum disuntikkan vaksin rabies dalam kegiatan peringatan World Rabies Day 2023 di Semarang, Jawa Tengah, Jumat 15 September 2023. Kegiatan vaskinasi rabies dan steril kucing gratis yang digelar Pemerintah Kota Semarang tersebut sebagai upaya melindungi hewan kucing dan anjing dari penyakit rabies serta mencegah over populasi kucing liar. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Kapan Hewan Peliharaan Harus Mendapat Vaksin Rabies?

Penyakit rabies sering disebut anjing gila karena sebagian besar kasus diakibatkan gigitan anjing, lalu kapan hewan peliharaan beroleh vaksin rabies?


Kilas Balik dan Tema Hari Rabies Sedunia 2023 yang Ditetapkan WHO

2 hari lalu

Warga memperlihatkan kucing peliharaannya yang selesai menjalani vaksinasi rabies gratis di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 18 September 2023. Vaksinasi rabies gratis oleh Rumah Kucing Zorro tersebut dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia 2023 dengan menyediakan 1.000 dosis vaksin untuk kucing dan anjing peliharaan sebagai upaya antisipasi penularan penyakit rabies di daerah itu. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Kilas Balik dan Tema Hari Rabies Sedunia 2023 yang Ditetapkan WHO

Hari ini 28 September, diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia. Simak kilas balik sejarahnya dan tema yang diusung pada 2023.


Pakar Unair Sebut Kampus Bisa Jadi Tempat Ideal untuk Adu Gagasan Bacapres

4 hari lalu

Ilustrasi Debat. shutterstock.com
Pakar Unair Sebut Kampus Bisa Jadi Tempat Ideal untuk Adu Gagasan Bacapres

Suko Widodo menganggap kampus efektif dalam mengarahkan kampanye politik bacapres kepada pemilih pemula, terutama mahasiswa.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Prediksi Cuaca Jawa Barat

5 hari lalu

Guru besar Ilmu Forensik Unair Ahmad Yudianto. Dok. Unair
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Prediksi Cuaca Jawa Barat

Topik tentang kisah Guru Besar Unair jadi dokter forensik selama 18 tahun menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Tangani Kasus Mutilasi Kenjeran Hingga Brigadir J

5 hari lalu

Guru besar Ilmu Forensik Unair Ahmad Yudianto. Dok. Unair
Kisah Guru Besar Unair Jadi Dokter Forensik 18 Tahun, Tangani Kasus Mutilasi Kenjeran Hingga Brigadir J

Menurut Guru Besar Unair itu, seorang dokter forensik tidak hanya mampu mengidentifikasi sosok manusia yang telah kehilangan nyawa.


Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Unair Gunakan Warisan Leluhur Atasi Stunting di Desa

6 hari lalu

Ilustrasi anak dengan stunting. nyt.com
Mahasiswa D4 Pengobat Tradisional Unair Gunakan Warisan Leluhur Atasi Stunting di Desa

Terapi pijat Tuina yang diinisiasi oleh Unair untuk mengatasi stunting terlaksana mulai 1 Juni hingga 30 September 2023.


BEM Unair Bahas Aspirasi Mahasiswa, dari Biaya Pendidikan hingga Bantuan Keuangan

7 hari lalu

BEM UNAIR Gelar Advokesma Bersama Sampaikan Aspirasi Mahasiswa. unair.ac.id
BEM Unair Bahas Aspirasi Mahasiswa, dari Biaya Pendidikan hingga Bantuan Keuangan

Kementerian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa BEM Universitas Airlangga (Unair) menyelenggarakan program kerja untuk sampaikan aspirasi mahasiswa.


Dugaan Plagiasi Lagu "Halo-Halo Bandung", Dosen Unair Sebut Bisa Pengaruhi Sejarah Bangsa

7 hari lalu

Lagu Halo-halo Bandung yang dijiplak Malaysia. Youtube
Dugaan Plagiasi Lagu "Halo-Halo Bandung", Dosen Unair Sebut Bisa Pengaruhi Sejarah Bangsa

Dosen Unair mengatakan tindakan plagiasi terhadap lagu "Halo-Halo Bandung" merupakan suatu pelanggaran.