Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti BRIN Jelaskan Bertambahnya Titik Panas dan Efek El Nino

image-gnews
Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu, 25 Juni 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan persentase peluang terjadinya fenomena El Nino di Indonesia pada Juni 2023 menguat dari sebelumnya 50-60 persen menjadi 80 persen sehingga pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera melakukan upaya antisipatif pada wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan dampak lanjutannya. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu, 25 Juni 2023. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan persentase peluang terjadinya fenomena El Nino di Indonesia pada Juni 2023 menguat dari sebelumnya 50-60 persen menjadi 80 persen sehingga pemerintah pusat dan daerah diharapkan segera melakukan upaya antisipatif pada wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan dampak lanjutannya. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Didi Satiadi mengatakan titik panas atau hotspot semakin banyak di berbagai wilayah. Titik panas itu dilihat dari pantauan satelit. 

“Hotspot terpantau antara lain di di wilayah Pulau Sumatra terutama bagian selatan, Pulau Kalimantan bagian barat, selatan dan timur, Pulau Jawa bagian timur, serta sebagian Pulau Sulawesi, Maluku, NTT dan juga Papua,” katanya lewat WhatsApp pada 1 Juli 2023.

Walaupun hotspot mengindikasikan adanya panas atau api, kata Didi, belum tentu sumbernya berasal dari kebakaran hutan dan lahan. Menurut dia, kemungkinan lain munculnya titik panas karena aktivitas gunung api, flare gas, aktivitas industri, pantulan sinar matahari dan lainnya. 

Didi menjelaskan secara umum kondisi angin di wilayah Indonesia saat ini menunjukkan karakteristik angin di musim kemarau. “Namun hal ini bukan berarti tidak dapat terjadi hujan,” jelasnya. Hujan tetap dapat terjadi walaupun frekuensi dan intensitasnya biasanya berkurang, seperti terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. 

"Hujan yang turun di berbagai wilayah tersebut berpotensi mengurangi jumlah hotspot dan juga mengurangi polusi udara yang cenderung meningkat di musim kemarau," ujarnya.

Saat ini wilayah Indonesia juga menghadapi fenomena El Nino yang dapat meningkatkan kondisi kering saat musim kemarau. Didi menjelaskan banyak model memperkirakan menguatnya El Nino dalam beberapa bulan mendatang.

"Demikian pula kondisi IOD (Indian Ocean Dipole) saat ini masih netral, namun cenderung menguat dalam beberapa bulan ke depan. Hampir semua model memprediksi IOD positif dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia memberi peringatan jika fenomena IOD positif dan El Nino terjadi bersamaan maka efek kering musim kemarau cenderung lebih kuat sehingga perlu diwaspadai, terutama terkait potensi kekeringan dan kebakaran hutan. 

Didi juga menjelaskan mengenai suhu permukaan laut (SST) pada Juli-September 2023. Pergeseran kolam panas/pusat konveksi yang terlihat berwarna merah bergerak ke arah timur Samudra Pasifik saat terjadi El Nino dan ke arah barat Samudra Hindia saat terjadi IOD positif. Hal ini, kata dia, berpotensi mengurangi aktivitas konveksi, jumlah uap air, pembentukan awan, dan hujan di wilayah Indonesia. 

Namun, Didi mengatakan fenomena perubahan iklim cenderung meningkatkan suhu muka laut di wilayah Indonesia, sehingga berpotensi meningkatkan penguapan yang dapat mengakibatkan pergeseran musim kemarau yang cenderung lebih basah. 

“Dengan demikian, kita perlu mewaspadai meningkatnya fenomena El Nino dan IOD positif beberapa bulan ke depan,” jelasnya.

Pilihan Editor: 7 PTS Terbaik di Indonesia Versi QS WUR 2024, Binus dan Telkom University Bersaing

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kabut Asap Palembang: Potensi Turun Hujan Rendah, Belajar Daring Diberlakukan

21 menit lalu

Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu 1 Oktober 2023. Kabut asap tersebut merupakan dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kabut Asap Palembang: Potensi Turun Hujan Rendah, Belajar Daring Diberlakukan

Hujan diharapkan turun guna menekan tingkat kabut asap.


Amandel Berpengaruh pada Kecerdasan Anak, Ini Penjelasan BRIN

40 menit lalu

Radang amandel atau tonsiliti bisa disebabkan virus biasa atau infeksi bakteri.
Amandel Berpengaruh pada Kecerdasan Anak, Ini Penjelasan BRIN

Harimat Hendarwan mengatakan peradangan pada tonsil palatina (amandel) yang berulang dapat berpengaruh terhadap kecerdasan anak.


BRIN Taksir Koleksi Artefak Milik Indonesia Senilai Rp20 Triliun

2 jam lalu

ARTEFAK TERBAIK DUNIA ADA DI INDONESIA
BRIN Taksir Koleksi Artefak Milik Indonesia Senilai Rp20 Triliun

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko memprediksikan valuasi koleksi artefak milik Indonesia yang tersimpan bernilai sekitar Rp20 triliun.


Bapanas Ancang-ancang Impor Beras Tambahan 1,5 Juta Akhir Tahun Ini

4 jam lalu

Menteri BUMN Erick Thohir, Dirut Bulog Budi Waseso, dan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi melakukan konferensi pers usai melakukan pengecekan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur pada Rabu, 4 Oktober 2023. TEMPO | Yohanes Maharso Joharsoyo
Bapanas Ancang-ancang Impor Beras Tambahan 1,5 Juta Akhir Tahun Ini

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menghitung impor beras tambahan sebesar 1,5 juta ton. Impor dilakukan bila produksi lokal tidak mencukupi kebutuhan.


BMKG Ingatkan Gelombang Sangat Tinggi di Laut Selatan Yogya, Jawa Tengah & Jawa Barat

6 jam lalu

Penduduk berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Jawa Tengah, Rabu, 25 Juli 2018. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi untuk perairan selatan Jawa Tengah dan Samudra Hindia, dengan ketinggian gelombang mencapai 7 meter. ANTARA
BMKG Ingatkan Gelombang Sangat Tinggi di Laut Selatan Yogya, Jawa Tengah & Jawa Barat

BMKG mengimbau pengguna jasa kelautan untuk mewaspadai potensi terjadinya gelombang sangat tinggi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DIY.


Penyebab Cuaca Panas Terik dan Suhu Mencapai 38 Derajat Celcius

7 jam lalu

Cuaca panas/Canva
Penyebab Cuaca Panas Terik dan Suhu Mencapai 38 Derajat Celcius

Fenomena cuaca panas terik yang melanda Indonesia secara umum terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer.


Wali Kota Sebut Pemkot Depok Gelar Salat Istisqa Minimalis, Begini Penjelasannya

8 jam lalu

Suasana saat Salat Istisqa yang digelar di Lapangan Balaikota Depok, Rabu, 4 Oktober 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Wali Kota Sebut Pemkot Depok Gelar Salat Istisqa Minimalis, Begini Penjelasannya

Pemerintah Kota Depok menggelar salat minta hujan atau Salat Istisqa di Lapangan Balai Kota Depok, Rabu, 4 Oktober 2023.


Pembelian Beras Bulog Dibatasi 10 Kg per Hari, Begini Penjelasan Lengkap Bapanas

8 jam lalu

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey (kiri) melakukan pengecekan stok beras SPHP di Lotte Grosir di Pasar Rebo, Jakarta, Jumat 8 September 2023. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras Perum Bulog yang masuk sebagai beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) naik per 1 September. Harga beras Bulog ukuran 5 kilogram (kg) naik menjadi Rp 54.500 dari sebelumnya Rp 47.000. Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog per kilogramnya sudah dinaikkan sebesar Rp 10.900 per kg. Harga eceran tertinggi (HET) itu sebelumnya Rp 9.450 per kg. Tempo/Tony Hartawan
Pembelian Beras Bulog Dibatasi 10 Kg per Hari, Begini Penjelasan Lengkap Bapanas

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi membenarkan saat ini ada pembatasan pembatasan pembelian beras Bulog di retail modern. Apa alasannya?


BMKG Prediksi Kemarau Kering Berakhir pada Akhir Oktober

9 jam lalu

Warga memanggul air bersih di dasar Waduk Jatigede yang kembali muncul dampak dari menyusutnya volume air waduk akibat kemarau panjang di Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 3 Oktober 2023. Menurut warga, fenomena surutnya air waduk dan munculnya kampung yang tenggelam sudah mulai berlangsung sejak 3 bulan kebelakang. Waduk Jatigede difungsikan untuk menambah volume tampungan air guna mendukung 90.000 hektare jaringan irigasi, sebagai pemasok air baku, dan pengaman banjir di area seluas 14.000 hektare. TEMPO/Prima mulia
BMKG Prediksi Kemarau Kering Berakhir pada Akhir Oktober

Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September.


Gempa M4,9 Guncang Bengkulu, Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng

9 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa M4,9 Guncang Bengkulu, Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng

Gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.