Saat itu, USU yang merupakan almamaternya membuka kesempatan penerimaan dosen tetap. Rica mendaftarkan diri pada awal 2021 hingga akhirnya diterima menjadi dosen tetap pada usia 24 tahun.
Berbagai prestasi pun sudah Rica raih. Dia pernah menciptakan alat pendeteksi diabetes melalui napas dengan sistem mobile yang sudah diuji klinis. Saat itu, dia tergabung dalam TIM Micro Solar Matic (MSM) Departemen Fisika F-MIPA USU. Hasil penelitian ini juga telah dipublikasikan di Jurnal Internasional Bereputasi Sensor and Actuators B.
Meskipun sudah bekerja sebagai dosen tetap, Rica tetap tidak melupakan cita-citanya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang S3.
Sambil mengajar, dia terus menjalin hubungan dengan teman-temannya di Inggris dan berkonsultasi dengan rekan kerjanya yang lebih senior di USU. Dia memutuskan untuk mendaftar LPDP pada 2021 dan berhasil meraih beasiswa tersebut.
“Hal yang paling berkesan di hidup saya adalah bisa melanjutkan studi S2 dan S3 di UCL London dengan beasiswa. Ini seperti miracle, keajaiban yang benar-benar tidak pernah dibayangkan, meskipun saya sangat menginginkannya,” ujarnya.
Motivasi terbesar Rica Asrosa menempuh semua ini untuk membahagiakan orang tua serta mengaplikasikan ilmu yang telah dia peroleh.
Baginya, motivasi lain yang dia temukan adalah seperti yang dikatakan oleh filsuf Confucius bahwa The essence of knowledge is, having it, to use it.
“Inilah yang akhirnya membuat saya selalu semangat belajar, terus berjuang untuk mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studi ke luar negeri. Saya ingin memberikan dampak positif bagi orang lain,” tutupnya.
Pilihan Editor: Tak Mampu Bayar UKT, Mahasiswa Baru UNS Ini Jual Karya Lewat Lukisan