Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jadi Wisudawan Termuda di UB, Sahruni Lulus Berkat Teliti Cabai Rawit Hijau

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Sahruni Indramara, S.Biotek, Wisudawan Termuda Periode 18, Universitas Brawijaya. Foto: Universitas Brawijaya
Sahruni Indramara, S.Biotek, Wisudawan Termuda Periode 18, Universitas Brawijaya. Foto: Universitas Brawijaya
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sahruni Indramara, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian pada Departemen Bioteknologi menjadi wisudawan termuda Universitas Brawijaya (UB) periode ke-18. Dia lulus di usia 20 tahun setelah meneliti kandungan dalam cabai rawit hijau untuk tugas akhirnya.

Prosesi wisuda dilaksanakan di kampus UB pada Minggu, 30 Juli 2023. Mahasiswa angkatan 2019 ini berhasil menamatkan masa studinya dalam waktu 3 tahun 6 bulan dan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,65.

Berhubungan dengan penelitiannya, Sahruni memiliki ketertarikan terhadap teknologi edible coating atau pelapis yang dapat dimakan sejak menjadi peserta program Permata Pangan pada 2021 dalam mata kuliah Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen.

”Tema edible coating ini pernah disinggung dalam mata kuliah dan peluangnya sangat besar. Termasuk sebagai teknologi baru dalam proses pengawetan buah, sayur atau produk hewani di Indonesia,” jelas mahasiswa kelahiran Waipo, Maluku Tengah ini dilansir dari situs UB pada Senin, 31 Juli 2023.

Dari ketertarikannya itu, pada Maret 2022 dia mendapat peluang untuk bergabung dalam proyek penelitian dosen yang juga membahas tentang edible coating dengan penambahan antimikroba.

“Nah, zat antimikroba ini bisa didapat dari ekstrak tanaman, salah satunya adalah rawit hijau,” terangnya.

Tugas akhir Sahruni memakan waktu tiga bulan untuk diselesaikan. “Bahkan hari Sabtu dan Minggu tetap berangkat untuk penelitian, kadang hingga jam delapan malam,” katanya.

Proses pembuatan edible coating dibagi olehnya dalam tiga tahap, yaitu pembuatan ekstrak cabai, pembuatan larutan edible coating, serta aplikasinya pada produk pertanian. Dia mengambil stroberi dan pisang sebagai bagan uji coba dengan menggunakan metode teknik celup.

“Buah ini kemudian dianalisis fisiknya selama sepuluh hari di suhu ruang dan lemari pendingin,” imbuhnya.

Sahruni memaparkan bahwa pelapis ini terdiri dari tiga bagian. Ada matriks yang terdiri dari gelatin dan kitosan dari ekstrak ekstrak kulit udang, plasticizer dari gliserol dan agen tambahan.

“Saya menggunakan agen tambahan dari ekstrak cabai sebagai agen anti mikroba. Tujuannya untuk memperpanjang masa penyimpanan, dari yang awalnya empat hari menjadi delapan hari,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terkait pengaplikasiannya pada produk lain, dia mengatakan bahwa ada kemungkinan hal itu dapat dilakukan. Menurutnya, larutan ini dapat diaplikasikan pada produk non-buah, seperti sayur atau produk hewani.

Mahasiswi kelahiran 2002 ini berkata bahwa penggunaan ekstrak cabai rawit hijau memegang kunci keunikan tersendiri. Pengujian yang dilakukannya menunjukkan bahwa ada gelembung udara yang dihasilkan dari penambahan cabai.

“Ini dapat meningkatkan masa simpan buah ketika diberi lapisan larutan ini,” tambahnya.

Aktif Berorganisasi dan Jalani Usaha Sendiri

Pada saat kuliah, Sahruni juga aktif di organisasi KM Plat-R Malang, sebuah forum mahasiswa yang berasal dari Eks-Karesidenan Banyumas. Di luar itu, dia bergerak di bidang kewirausahaan dengan menjalani usaha buket bunga yang masih dikembangkan sampai saat ini.

Hal yang paling menarik selama kuliah, menurutnya, adalah bertemu dengan orang-orang baru. “Saya suka bertemu dengan orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda, dari gaya, sikap, cara bicara dan lainnya. Selain itu, saya juga menyukai tantangan. Ketika ada peluang, kenapa tidak diambil?” tuturnya.

Menjalani perkuliahan di UB telah menjadi keinginannnya sejak duduk di bangku SMA. Perempuan yang bercita-cita membuka usahanya sendiri ini mengaku tertarik dengan seluk-beluk dunia molekuler dan penelitiannya.

“Tidak pernah terlintas dalam benak saya bisa menyelesaikan studi di usia 20 tahun dan dalam waktu 3 tahun 6 bulan. Bukan perjalanan yang singkat, namun memberikan pengalaman baru setiap harinya,” katanya.

Pilihan Editor: David, Anak Buruh Bangunan di Bantul Alumnus UNY yang Lolos Seleksi Bintara Polri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

1 hari lalu

Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Situs UB
BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.


BEM UB Akan Gelar Aksi Jika Rekomendasi Kebijakan Soal UKT Tak Dipedulikan Pihak Kampus

1 hari lalu

Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Situs UB
BEM UB Akan Gelar Aksi Jika Rekomendasi Kebijakan Soal UKT Tak Dipedulikan Pihak Kampus

BEM UB mendesak pihak kampus untuk menurunkan UKT usai ditetapkan aturan baru.


BEM UB Serahkan Policy Brief Tuntut Penurunan UKT yang Naik 2 Kali Lipat

1 hari lalu

Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Situs UB
BEM UB Serahkan Policy Brief Tuntut Penurunan UKT yang Naik 2 Kali Lipat

Kenaikan UKT di UB Malang yang memicu protes dari mahasiswa. Mereka menuntut penurunan karena UKT-nya naik hingga dua kali lipat.


Kenaikan UKT Universitas Brawijaya Tuai Protes, Wakil Rektor: Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

1 hari lalu

Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Situs UB
Kenaikan UKT Universitas Brawijaya Tuai Protes, Wakil Rektor: Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Universitas Brawijaya (UB) menanggapi protes mahasiwa perihal keputusan kenaikan UKT 2024. UB menaikkan kategori hingga 12 golongan.


Biaya Kuliah Universitas Brawijaya Jalur SNBP 2024 Jenjang S1, D4, dan D3

3 hari lalu

Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur. Situs UB
Biaya Kuliah Universitas Brawijaya Jalur SNBP 2024 Jenjang S1, D4, dan D3

Rincian 12 kategori UKT Universitas Brawijaya jalur SNBP 2024 jenjang S1, D4, dan D3.


Makna Wisuda, Momen yang Ditunggu Mahasiswa Usai Menyelesaikan Studi

4 hari lalu

Ilustrasi wisuda. shutterstock.com
Makna Wisuda, Momen yang Ditunggu Mahasiswa Usai Menyelesaikan Studi

Menghalangi orang untuk melakukan wisuda dapat menyebabkan kekecewaan dan pelepasan sosial.


Mantan Buruh Pabrik Berharap Anaknya Lolos UTBK dan Dapat UKT Murah

4 hari lalu

Satrianti (48) saat menunggu anak, Sandy Taulany, mengikuti UTBK, di halaman Kampus A UNJ, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 14 Mei 2024. TEMPO/Hendrik
Mantan Buruh Pabrik Berharap Anaknya Lolos UTBK dan Dapat UKT Murah

Santrianti mengantarkan anaknya Sandy ke lokasi UTBK sebagai bentuk dukungan sekaligus menghemat biaya pengeluaran transportasi.


KIP Kuliah Tak Tepat Sasaran, Universitas Brawijaya Evaluasi Data Mahasiswa

7 hari lalu

Gedung Rektorat Universitas Brawijaya, Malang, Selasa, 17 Juli 2012.
KIP Kuliah Tak Tepat Sasaran, Universitas Brawijaya Evaluasi Data Mahasiswa

Universitas Brawijaya (UB) evaluasi ulang kelayakan mahasiswa penerima KIP Kuliah dengan tiga tahapan proses.


Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

9 hari lalu

Kampus Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Senin, 24 November 2014. [TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat; ANH2014112508]
Universitas Brawijaya Akan Buka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin Cina

Universitas Brawijaya akan membuka Rumah Budaya Indonesia di Tianjin, China untuk mendorong pengenalan bahasa


Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

12 hari lalu

Hieronimus Jevon Valerian, wisudawan S1 Institut Teknologi Bandung (ITB) program studi Aktuaria, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.00. Dok ITB
Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

Begini cerita Hieronimus Jevon Valerian yang kerap mengorbankan waktu luang untuk belajar dan memanfaatkan waktu selama berkuliah di ITB.