TEMPO.CO, Jakarta - Permainan UNO merupakan game yang banyak diminati berbagai kalangan usia. Permainan kartu ini berasal dari Amerika Serikat (AS), yang dimainkan dengan dek yang dicetak khusus. Permainan UNO dicetuskan pertama kali oleh Merle Robbins pada 1971. Kemudian dikenal luas berkat Mattel Inc yang memproduksi secara massal ke seluruh dunia. Bahkan menjadi permainan kartu yang paling banyak dijual di dunia pada 2018.
Sejarah Permainan UNO
Mengutip dari eprints.umm.ac.id, permainan yang dimainkan dari 2 hingga 7 orang ini diciptakan Merle Robbins pada 1971 di Reading, Ohio, Amerika Serikat. Pemilik tempat pangkas dan penggemar berat permainan kartu itu, memperkenalkan permainan UNO pertama kali kepada keluarganya. Dalam menyempurnakan karyanya, Merle dibantu oleh istrinya, Marie, dan putra serta menantu perempuannya, Ray dan Kathy Robbins.
Sebelumnya, permainan UNO sudah ada jauh sebelum Merle dan keluarganya membuat permainan tersebut. Dilansir dari unogamerules.com, permainan ini sudah ada sejak 1000 M. Tepatnya di Tiongkok, UNO dimainkan dengan setumpuk 40 balok dan sebagian besar digunakan untuk perjudian. Sedangkan penyebutan istilah UNO sendiri sudah tercatat pada 1930-an yang kemudian dikenal sebagai "Pesto".
Namun pada 1971, Merle membuat kartu UNO khusus dan menjualnya secara komersil. Permainan UNO berawal dari upaya Merle Robbins yang menyelesaikan perselisihannya dengan putranya mengenai aturan permainan Crazy Eights.
Setelah itu, Merle yang gemar bermain game mengklaim dirinya memiliki bakat untuk menciptakan game baru. Alhasil, untuk membuktikannya Merle membuat game baru bernama UNO yang mempunyai berbagai kemiripan dengan Crazy Eights. Ia lalu menabung USD 8 ribu untuk membuat 5 ribu set kartu UNO pertamanya, yang kemudian dijual di tempat pangkas rambut dan di jalan.
Dalam permainannya, Merle mengatur permainan UNO sedemikian rupa, seperti menyebut "UNO" jika ada salah satu pemain yang hanya memiliki sisa satu kartu dalam permainan. Termasuk tujuan utama UNO yaitu menjadi pemain pertama yang membuang semua kartu di tangannya.
Setelah berhasil menjual 5 ribu eksemplar pertamanya, mereka pun melakukan pemesanan baru untuk 10 ribu eksemplar game tersebut, lalu Merle bersama keluarganya mulai menyempurnakan desain dan produksi kartunya untuk dijual kepada orang lain. Bahkan, Merle menyempatkan diri berkeliling negara untuk mendemonstrasikan aturannya dan kemudian melakukan penjualan yang cukup banyak.
Dilansir dari gamesver.com, tak lama setelah itu, karya Merle dilirik pengusaha bernama Bob Tezak, Bill Apple dan Ed Ackerman. Hingga akhirnya pada 1972, Robbins menjual hak UNO kepada tiga mitranya, yang kemudian membentuk International Games, Inc. Perusahaan tersebut menawarkan royalti 10 sen kepada Merle untuk setiap salinan yang terjual.
Sejak saat itu, Bob Tezak mulai menjalankan perusahaan International Games, Inc. dari rumahnya sendiri hingga menciptakan gebrakan baru di dunia pecinta kartu. Namun, pada 1992 Bob menjual International Games, Inc., termasuk game UNO kepada Mattel Inc, perusahaan raksasa mainan yang beroperasi di seluruh dunia.
Pilihan Editor: Permainan untuk Menjaga Kesehatan Otak Lansia