Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Dokter RSSA Malang Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Tim dokter melakukan persiapan pelaksanaan operasi pemisahan bayi kembar siam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, 12 Agsutus 2023. (ANTARA/HO-Humas RSUD Saiful Anwar)
Tim dokter melakukan persiapan pelaksanaan operasi pemisahan bayi kembar siam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, 12 Agsutus 2023. (ANTARA/HO-Humas RSUD Saiful Anwar)
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang berhasil memisahkan bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan berusia 11 bulan, bernama Aisyah dan Aliyah.

Direktur Utama RSUD Saiful Anwar, dr Bachtiar Budianto, di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu, 12 Agustus 2023, mengatakan bahwa operasi pemisahan bayi kembar siam yang merupakan anak dari pasangan asal Kabupaten Pasuruan tersebut dilakukan mulai pukul 09.05 WIB.

"Pelaksanaan kurang lebih pukul 09.05 WIB. Kemudian kira-kira dalam waktu satu jam, atau pukul 10.10 WIB, berhasil dilakukan separasi atau pemisahan," kata Bachtiar.

Bachtiar menjelaskan, dalam rangkaian proses operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut, tim dokter melakukan persiapan cukup panjang sejak Subuh atau kurang lebih pukul 04.30 WIB di ruang operasi.

Pada operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut, tim dokter RSUD Saiful Anwar, didampingi oleh dokter-dokter berpengalaman dari Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya. Dokter dari RSUD Dr Soetomo itu, telah berpengalaman melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam sebanyak 123 kali.

"Kami sudah melakukan tindakan operasi separasi atau pemisahan bayi kembar siam. Persiapannya memang cukup panjang sejak Subuh para dokter ahli sudah ada di kamar operasi," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menambahkan, pada saat pelaksanaan operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut, memang ada kesulitan. Namun, tim dokter sudah menyiapkan berbagai upaya untuk mengantisipasi adanya kesulitan-kesulitan pada saat menjalankan operasi itu. "Untuk saat ini, sudah dalam proses penutupan kulit. Kondisi pasien dalam keadaan stabil dan pendarahan terkendali," katanya.

Dalam pelaksanaan operasi pemisahan bayi kembar siam yang pertama kali dilakukan oleh RSUD Saiful Anwar tersebut, melibatkan puluhan tenaga kesehatan (nakes). Ada kurang lebih 40-50 orang yang terlibat dalam operasi dengan risiko tinggi itu.

Sejumlah dokter ahli yang terlibat dalam operasi pemisahan bayi kembar siam yang pertama kali dilakukan oleh RSUD Saiful Anwar tersebut diketuai oleh dr Eko Sulistijono Sp.A(K) dan sekretaris tim dr Setya Mitra H., Sp.A(K).

Bayi kembar siam dari pasangan warga Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tersebut lahir 15 September 2022 di RSUD Saiful Anwar Kota Malang. Dari hasil analisa tim dokter, bayi kembar siam itu mengalami kondisi perut yang menempel dengan istilah omphalofagus. Selain itu, organ dalam liver atau hati menempel, serta penyatuan pada tulang dada bayi.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik

13 jam lalu

Para dokter mengambil bagian dalam protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik

Korea Selatan akan mengizinkan dokter asing bekerja di rumah sakit, untuk mengatasi pemogokan massal dokter


Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

3 hari lalu

Kampus Universitas Jember. Sumber foto : unej.co.id KOMUNIKA ONLINE
Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.


Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.


Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

7 hari lalu

Dr. Adnan Al-Bursh. Istimewa
Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

23 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

28 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

29 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

35 hari lalu

Ilustrasi napi di penjara. Shutterstock
Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum


Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

37 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

42 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard