TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka datang dari segenap sivitas akademika IPB University. Laila Atika Sari, mahasiswa Pascasarjana program studi Ilmu Nutrisi dan Pangan meninggal akibat kebakaran di laboratorium penelitian.
Rektor IPB University Arif Satria menyampaikan duka cita atas berpulangnya salah satu mahasiswanya itu. "Kami mengucapkan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya Laila Atika Sari dan mendoakan semoga almarhumah diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT dan semoga keluarga yg ditinggalkan tetap sabar dan tabah. Aamiin," kata dia dalam keterangannya, Ahad, 20 Agustus 2023.
Awal mula peristiwa
Peristiwa kebakaran di laboratorium itu terjadi pada Jumat, 18 Agustus lalu sekitar pukul 16.00 WIB. Kala itu, Laila berada di laboratorium melakukan analisis lemak bahan pakan dengan metode soxlet.
Kebakaran yang belum diketahui pasti penyebabnya terjadi dan Laila terjebak di laboratorium. "Mengetahui ada kejadian tersebut para mahasiswa lain yang berada di sekitar laboratorium tersebut membantu memadamkan api dan menolong Laila," kata Arif.
Setelah berhasil dievakuasi dari ruang laboratorium, Laila kemudian dibawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Medika Dramaga untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun, rumah sakit tersebut tidak dapat menangani secara maksimal luka yang diderita oleh Laila, sehingga dokter yang menangani menyarankan pasien dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas memadai.
Tim IPB University dan keluarga Laila sepakat untuk membawanya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk mendapat perawatan lebih intensif. Laila sempat mendapat penanganan intensif dari tim dokter RSCM. Namun, pada Sabtu, 19 Agustus 2023 sekitar pukul 10.00 WIB, Laila Atika Sari dinyatakan meninggal.
Langkah penanganan kampus
Sehari setelah terjadinya musibah itu, Arif melakukan koordinasi untuk menetapkan langkah-langkah penanganan. "Tiga tim telah dibentuk untuk menangani permasalahan ini, sekaligus melakukan antisipasi untuk memastikan keselamatan kerja di laboratorium serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan kampus," kata dia.
Arif menjelaskan tiga tim itu terdiri dari tim investigasi yang akan bekerjasama dengan Kepolisian, untuk menggali kronologis detil kejadian, termasuk mengecek prosedur baku (SOP) dan hal-hal lain yang perlu diketahui; tim Evaluasi Laboratorium untuk melakukan pengecekan alat-alat dan fasilitas pada seluruh laboratorium di IPB University, khususnya alat-alat laboratorium yang berisiko tinggi saat digunakan serta tim keselamatan kerja untuk memastikan keselamatan kerja, baik dalam kegiatan akademik, pengabdian pada masyarakat, maupun dalam hal kehidupan kampus pada umumnya.
"Sebagian besar tim ini berasal dari Kantor Manajemen Risiko yang akan mengevaluasi berdasarkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan sistem manajemen laboratorium yang telah dimiliki," kata Arif.
Ketiga tim ini dikoordinasikan oleh Sekretaris IPB University Agus Purwito. Ia mengatakan melalui pembentukan tim ini, pihaknya mengupayakan untuk memastikan kembali seluruh laboratorium yang ada di IPB University dalam keadaan aman digunakan untuk kegiatan akademik, termasuk keselamatan kerja di seluruh aspek kegiatan dalam kehidupan kampus. "Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi,” Agus Purwito.
ANTARA | MAHFUZULLOH AL MURTADHO
Pilihan Editor: Biaya Kuliah Prodi Kedokteran di ITS, IPB, Unnes, Unesa, dan UNP