TEMPO.CO, Jakarta - Bakal Calon Presiden Anies Rasyid Baswedan memberikan solusi terkait dengan komersialisasi pendidikan di perguruan tinggi yang biaya pendidikannya kian melambung. Anies menyebut negara harus hadir agar biaya pendidikan bisa murah.
Hal itu diungkapkan Anies ketika menjawab pertanyaan Ketua BEM FISIP UI Muhammad Rafkario Afi yang menilai saat ini terjadi komersialisasi di perguruan tinggi.
"Negara harus hadir, biaya tinggi pendidikan harus diubah murah dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia," kata Anies Basweda pada Selasa, 29 Agustus 2023 di kampus UI, Depok.
Rafka mengatakan bahwa biaya kuliah di perguruan tinggi saat ini makin mahal. Banyak keluarga yang mengeluh biaya kuliah yang makin melambung.
Anies mengingatkan kepada pengelola perguruan tinggi agar jangan melihat mahasiswa dari sisi komersial untuk mencari keuntungan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014—2016 itu lantas mengungkapkan bahwa tanda komersialisasi pendidikan tinggi sudah terjadi sejak lama.
Pada1997, Anies yang merupakan mantan Rektor Universitas Paramadina ini pernah menulis buku tentang komersialisasi pendidikan. Untuk itu, Anies meminta pengelola pendidikan untuk mengembangkan ilmu sehingga bisa melahirkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan bidang keilmuannya.
Menurut Anies, untuk perubahan pendidikan yang murah, harus ada kebijakan di tingkat pusat. "Pengeluaran negara untuk pendidikan jangan dianggap sebagai biaya. Akan tetapi, dilihat sebagai investasi masa depan agar mahasiswa bisa meneruskan pendidikan," kata alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Anies Baswedan menghadiri Kuliah Kebangsaan yang digelar FISIP UI pada Selasa, 29 Agustus 2023. Ia menyampaikan beberapa gagasannya tentang Indonesia ke depan. Sebelumnya, Anies dan bacapres lain Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo diundang BEM UI untuk hadir dalam debat. Menurut Ketua BEM UI Melki acara akan dihelat di Balairung UI pada 14 September 2023.
Dalam acara itu, BEM UI telah menyiapkan poin-poin dari kajian seluruh BEM Fakultas dengan judul What Next After Jokowi.
Pilihan Editor: Mengenal Apa itu Hujan Buatan dan Manfaatnya Bagi Udara Jakarta