TEMPO.CO, Jakarta - Luas hutan dan lahan di kawasan wisata Gunung Bromo yang terbakar sejak 6-14 September 2023 mencapai 989 hektare. Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar saat melihat lokasi kebakaran di Bromo pada Sabtu siang, 23 September 2023.
Siti Nurbaya didampingi sejumlah pejabat utama Kementerian LHK seperti Sekretaris Jenderal Bambang Hendroyono, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko, dan Direktur Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) Rasio Ridho Sani, dan jajaran KLHK di Provinsi Jawa Timur.
Selain jajaran KLHK, terdapat tim Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam rombongan Menteri KLHK. Turut hadir pula unsur empat pemerintah kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang.
"Yang jelas dari mulai tanggal 6 sampai 14 September saat kebakaran itu, mencapai 989 hektare. Sebelumnya saya dilapori 500 hektare, ternyata sudah 989 hektare," ujar Siti Nurbaya.
Siti Nurbaya mengaku ke Bromo atas perintah dari Presiden Joko Widodo untuk memantau pemadaman. Proses pemadaman melibatkan sejumlah pihak seperti Masyarakat Peduli Api (MPA), Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI/Polri, serta jajaran Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
"Ini (pemadaman) dilakukan oleh banyak pihak dan itulah sebenarnya kekuatan Indonesia, kekuatan kita bersama," kata Nurbaya.
Dia menekankan, langkah penting yang harus dilakukan pasca-kebakaran adalah merehabilitasi kawasan Bromo dari segala aspek, terutama aspek pemulihan. Selain itu juga mengedukasi publik agar mereka lebih berhati-hati dan ikut melestarikan kawasan Bromo dan Semeru.
"Apa yang penting sekarang ini menurut saya adalah rehabilitasi, dari segala aspek dari pemulihannya kemudian bagaimana public education," kata dia.
Menurut Nurbaya, upaya pemulihan lahan bekas kebakaran sedang dipelajari secara teliti dan hati-hati. Apalagi kawasan Bromo yang terbakar berada di medan yang beragam.
"Juga bagaimana kita lihat pemulihan itu dengan intervensi dan yang suksesi alami itu kita masih pelajari, karena medannya beragam apalagi ada sabana pasir kira-kira itu 6 ribuan hektare dari 50 ribu hektare (luas kawasan TNBTS). Jadi, banyak aspek yang harus dikaji."
Kajian pasca-kebakaran itu, kata Nurbaya, melibatkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Nurbaya juga menyampaikan harapannya kepada USAID agar bekerja sama membantu pemulihan ekosistem TNBTS karena posisi TNBTS sangat strategis baik di tingkat nasional maupun internasional.
Acara kunjungan Siti Nurbaya diakhiri dengan rapat koordinasi dengan jajaran KLHK, Balai Besar TNBTS, dan pemangku kepentingan lainnya.
Pilihan Editor: Cara Ubah Background Foto Jadi Merah untuk Daftar CPNS 2023