Saksi saat itu langsung keluar mengecek dan mendapati korban dalam posisi tertelungkup. Kemudian saksi mencoba melihat kondisi korban namun tidak ada respons.
Setelah itu, saksi meminta bantuan petugas kebersihan asrama bernama Sugeng memindahkan korban di atas di meja ruang belajar bersama lantai dasar asrama itu. Karena korban tak kunjung merespons, penjaga keamanan asrama itu, Irwan menelpon ambulance. Namun karena ambulance tidak kunjung datang, maka korban segera dilarikan ke rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping Sleman menggunakan mobil pribadi milik saksi.
Sesampai di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman, hasil pemeriksaaan denyut nadi korban saat itu masih ada. Namun selang 10 menit kemudian, saksi mendapat kabar jika korban sudah meninggal.
"Korban meninggal dengan kondisi luka-luka di kepala bagian belakang, luka dalam, patah kaki kiri bagian bawah, lecet lecet pada kaki dan tangan," kata Jeffry.
Dari hasil pemeriksaan polisi kepada para saksi, termasuk teman sekamar korban, dugaan bunuh diri dari kejadian itu menguat. "Dugaan sementara korban mengalami depresi," kata Jeffry.
Sempat Minum Obat Sakit Kepala 20 Butir Sekaligus
Sebelum kejadian itu, malam harinya saksi sempat meminum obat sakit kepala merek Bodrex sebanyak 20 biji sekaligus. Hal ini diperkuat dengan temuan bekas bungkus obat sakit kepala itu di kamar korban.
Dari keterangan teman korban, sebelum kejadian itu korban juga sempat berteriak teriak sendiri di kamar dan menangis histeris. Saat itu, para rekannya membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis. Hasilnya puluhan obat sakit kepala yang diminum korban sekaligus berhasil dimuntahkan.
"Sebelum kejadian korban sempat mengirim voice note (aplikasi perekam suara di aplikasi WhatsApp) kepada rekannya, di situ korban menyatakan keinginannya mengakhiri hidup," kata Faris.
Dan setelah kembali ke asrama pagi harinya, korban yang tidur di salah satu kamar di lantai 4 diketahui sudah jatuh ke lantai dasar.
Dari pemeriksaan rekannya di asrama, korban sempat bertanya tentang peluang hidup jika jatuh dari lantai 4. "Korban pernah bertanya kepada temannya, 'Kalau lompat dari lantai 4 itu kira kira mati atau tidak?'" ujar Jeffry menirukan.
Catatan Redaksi:
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.
Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293
Pilihan Editor: Rektor Ungkap Sosok Redho Tri Agustian, Mahasiswa UMY Korban Mutilasi