Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nyamuk Wolbachia Undang Kontroversi, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil penelitian Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan nyamuk Aedes Aegypti mengandung Wolbachia bukan hasil modifikasi genetik (non-genetic modifying organism/non-GMO).

Pernyataan itu disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi dikonfirmasi di Jakarta, Jumat, 17 November 2023.

"Tidak. Sebab sudah ada penelitian dan kajian risiko," kata dia saat dikonfirmasi atas beredar kabar bahwa Wolbachia berisiko memicu penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena faktor modifikasi genetik.

Dalam berkas laporan Pusat Kedokteran Tropis UGM yang dibagikan Nadia kepada wartawan disebutkan bakteri Wolbachia yang dimasukkan ke dalam tubuh Aedes Aegypti identik dengan Wolbachia yang ada di inang aslinya, yaitu Drosophila Melanogaster atau jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo Diptera, umumnya dikenal sebagai lalat buah.

Selain itu, Office of the Gene Technology Regulator (OTGR) Australia telah menyatakan bahwa nyamuk Aedes Aegypti yang memiliki Wolbachia tidak dipertimbangkan sebagai GMO.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US-CDC) di laman situsnya juga menyatakan bahwa nyamuk dengan Wolbachia bukan merupakan modifikasi genetik.

Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan Wolbachia sebagai produk pengendalian vektor baru yang masuk dalam kelas pengendalian secara biologi.

Pusat Kedokteran Tropis UGM juga memastikan tidak ada perbedaan jumlah nyamuk Aedes Aegypti sebelum dan sesudah jentik nyamuk mengandung Wolbachia dilepaskan.

Dalam laporannya, disebutkan aspek keamanan Wolbachia di Indonesia diuji oleh Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) beserta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI pada 2016 dengan membentuk 20 anggota tim independen dari berbagai kepakaran.

"Kesimpulan penilaian risiko pelepasan Wolbachia di Yogyakarta adalah pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia masuk pada risiko sangat rendah, di mana dalam 30 tahun ke depan peluang peningkatan bahaya dapat diabaikan," demikian petikan dalam laporan tersebut.

Wolbachia juga tidak menginfeksi manusia, tidak terjadi transmisi horizontal terhadap spesies lain dan tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotic.

Peningkatan jumlah nyamuk Aedes Aegypti di area pelepasan hanya terjadi saat periode pelepasan.

Nadia mengatakan penelitian teknologi Wolbachia dilakukan di Yogyakarta selama 12 tahun pada kurun 2011-2023.

Tahapan penelitian terdiri atas fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan fase implementasi (2021-2022).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Di dunia, studi pertama Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) dilakukan di Yogyakarta dengan desain Cluster Randomized Controlled Trial (CRCT), sebuah desain dengan standar tertinggi," katanya.

Hasil studi AWED menunjukkan bahwa nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia mampu menurunkan kasus dengue sebesar 77,1 persen dan menurunkan rawat inap karena dengue sebesar 86 persen.

Dari hasil studi tersebut dan hasil di beberapa negara lain yang menerapkan teknologi WMP, kata dia, teknologi Wolbachia untuk pengendalian dengue telah direkomendasikan oleh WHO Vector Control Advisory Group.

Ada penolakan di Bali

Sebelumnya, rencana pelepasan 200 juta telur nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia di Denpasar, Bali, yang dijadwalkan 13 November 2023 mengundang banyak penolakan. Pelepasan ini diumumkan secara informal melalui Instagram oleh Pemda Denpasar hanya satu bulan yang lalu. Namun, dampak yang tidak terduga terhadap kesehatan manusia dan lingkungan akan bersifat permanen.

Salah satu upaya penolakan adalah munculnya petisi seperti yang dilakukan oleh Gladiator Bangsa. Mereka mengundang masyarakat yang peduli terhadap masalah kesehatan dan lingkungan di Bali maupun di seluruh dunia untuk menambahkan suara pada petisi tersebut. 

Ada beberapa alasan yang dikemukakan. Penyebaran jutaan nyamuk tersebut dinilai berdampak besar terhadap pariwisata. Strategi Program Nyamuk Dunia (World Mosquito Program)  untuk  terus menerus mengembangkan bakteri Wolbachia ke dalam tubuh nyamuk menyebabkan penduduk Bali dan wisatawan harus siap menerima tambahan ratusan juta gigitan nyamuk. 

Nyamuk harus mendapatkan pakan darah sebelum dapat menghasilkan telur. Setiap nyamuk betina akan memproduksi 100 telur, tiga kali selama masa hidup dewasanya.

Mereka juga mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atas pelepasan nyamuk di Bali tersebut. Apakah Program Nyamuk Dunia (World Mosquito Program), para peneliti, penyandang dana, produsen telur nyamuk, dan perguruan tinggi yang melakukan penelitian akan bertanggung jawab jika terjadi kesalahan atau program ini memberikan dampak negatif. Belum lagi penyakit dan kerusakan yang ditimbulkan hampir tidak mungkin dilacak.

Keberatan lain adalah fakta eskalasi ancaman demam berdarah di Sri Lanka setelah pelepasan nyamuk. Di sana terjadi peningkatan larva nyamuk sehingga kasus demam berdarah naik dua kali lipat sejak pelepasan nyamuk secara massal pada 2021. Begitu menurut keterangan yang diterima Tempo.

Pilihan Editor: Pro & Kontra Nyamuk Wolbachia, Usai Ada Penolakan di Bali, Ini Sikap Daerah Lain

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

1 hari lalu

Pemantauan UTBK SNBT 2024 di UGM Yogyakarta Jumat 3 Mei 2024. Dok.istimewa
Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

2 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.


Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

2 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).


Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

2 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.


Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

2 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.


Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

2 hari lalu

Aulia Ayub, lulusan termuda dan tercepat Program Spesialis UGM. ugm.ac.id
Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.


Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

3 hari lalu

Aulia Ayub, lulusan termuda dan tercepat Program Spesialis UGM. ugm.ac.id
Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.


3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

3 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

Ketiga prodi UGM tersebut adalah prodi Matematika, Kimia, dan Fisika.


Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

3 hari lalu

Umar Kayam. TEMPO/Rully Kesuma
Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.