Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Budi Daya Nyamuk Wolbachia, Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia

image-gnews
Beberapa sampel nyamuk yang akan diteliti di
Beberapa sampel nyamuk yang akan diteliti di "pabrik nyamuk" di Pulau Shazai, Guangzhou, Cina, 28 Juli 2016. Dengan merekayasa nyamuk jantan dengan bakteri jenis Wolbachia, diharapkan mampu untuk mencegah penyebaran virus Zika dan demam berdarah yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Wolbachia merupakan bakteri sangat umum dan terdapat secara alami pada 50 persen spesies serangga, termasuk beberapa nyamuk, lalat buah, ngengat, capung, dan kupu-kupu. Wolbachia hidup di dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur serangga. Termasuk nyamuk, sehingga kerap disebut nyamuk Wolbachia.

Biasanya nyamuk Aedes aegypti tidak membawa Wolbachia, akan tetapi banyak nyamuk lainnya yang membawa Wolbachia, dikutip World Mosquito Program.

Laman sama menyebutkan bahwa Wolbachia aman untuk manusia dan lingkungan. Di mana analisis risiko independen menunjukkan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia menimbulkan risiko yang bisa diabaikan terhadap manusia dan lingkungan. Dirujuk Centers for Disease Control and Prevention, bakteri Wolbachia tidak dapat membuat manusia atau hewan (misalnya ikan, burung, hewan peliharaan) sakit.

Wolbachia adalah jenis bakteri yang umum ditemukan pada serangga. Sekitar enam dari 10 semua jenis serangga, termasuk kupu-kupu, lebah, dan kumbang, di seluruh dunia memiliki Wolbachia. Di Amerika Serikat, penggunaan nyamuk ber-Wolbachia diatur oleh Enviromental Protection Agency (EPA). Sebelum pelepasan nyamuk ber-Wolbachia ke suatu area, EPA harus memberikan Izin Penggunaan Eksperimental atau Experimental Use Permit (EUP).

EPA sudah mendaftarkan nyamuk ke Wolbachia untuk mengevaluasi seberapa efektif nyamuk tersebut dalam mengurangi jumlah nyamuk Ae. aegepty, bukan nyamuk jenis lainnya. Nyamuk ber-Wolbachia tidak dimodifikasi secara genetis. Lantas bagaimana para ilmuan "membuat" nyamuk dengan Wolbachia?

Pertama, berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention, bakteri Wolbachia diintroduksikan pada telur jantan dan betina nyamuk Ae. aegypti. Dari telur-telur inilah kemudian dikembangbiakkan nyamuk baru yang ber-Wolbachia. Selanjutnya nyamuk diproduksi secara massal di pabrik.

Nyamuk ber-Wolbachia jantan dan betina diurutkan, hanya laki-laki saja yang diperlihara. Sementara betina tidak dilepasliarkan tapi bisa digunakan untuk pembiakan di laboratorium.

Menurut laman World Mosquito Program, metode Wolbachia mereka mengharuskan mereka melepaskan nyamuk Wolbachia ke komunitas yang mempunyai risiko penularan penyakit yang ditularkan nyamuk. Dari sana mereka akan berkembang biak dengan nyamuk liar dan Wolbachia akan berkembang biak serta menyebar.

Tetapi bagaimana mereka mengeluarkannya? Tergantung pada konteks lingkungan, ada beberapa cara berbeda yang dapat dilakukan.

1. Rilisan dewasa

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nyamuk ber-Wolbachia yang dibiakkan di laboratorium dipelihara, dikemas dalam kotak-kotak kecil, dirikim ke rumah barunya, dan dilepaskan oleh tim lapangan setempat. Tim penempatan mungkin mengendarai mobil atau sepeda motor di sekeliling lingkungan sekitar dan membebaskan sejumlah orang pada interval tertentu. 

Mereka bahkan mungkin melakukannya dengan berjalan kaki di daerah yang sulit diakses. Beginilah semuanya dimulai dan masih menjadi metode yang digunakan di beberapa situs Wolrd Mosquito Program. Namun secara logistik, hal tersebut tidak selalu seefisien membesarkan telur di area pelepasliaran.

2. Pelepasan telur

Telur nyamuk Wolbachia dibiakkan di laboratorium kemudian dikirim ke rumah baru mereka dan dipelihara di 'kotak nyamuk' lalu didistribusikan ke masyarakat, di tempat umum yang disetujui atau di luar rumah penduduk. Staf dan relawan masyarakat setempat cukup menambahkan air, telur, serta kapsul makanan yang sudah disediakan ke dalam kotak mozzie. Telur akan menetas dan satu hingga dua minggu kemudian nyamuk dewasa keluar dari kotak ke alam liar untuk melakukan tugasnya.

3. Drone

Tim Wolrd Mosquito Program saat ini sedang menguji cara untuk menggunakan drone dengan mekanisme pelepasan nyamuk di masyarakat guna membebaskan nyamuk. Nyamuk didinginkan untuk menjatuhkannya, kemudian ditempatkan dalam mekanisme pelepasan. Drone akan melepaskan mereka dari udara sehingga mereka dapat terjaga dan terbang sebelum menyentuh tanah.

4. Aplikasi transportasi

Pengguna aplikasi transportasi untuk mengantarkan telur dan kotak mozzie masih dalam tahap konsep saat ini. World Mosquito Program sedang mempertimbangkan semua opsi dan memanfaatkan sistem transportasi yang ada untuk membantu penyebaran nyamuk Wolbachia. Hal itu bisa menjadi hubungan menguntungkan di masa depan, kemungkinan besar untuk distribusi kotak nyamuk guna membesarkan telur.  

CDC | WORLD MOSQUITO PROGRAM
Pilihan editor: Lokasi Perdana Pembiakan Nyamuk Wolbachia Kemungkinan di Kecamatan Kembangan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

11 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.


5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

1 hari lalu

Pelaksanaan International Arbovirus Summit 2024/Takeda
5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD


5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

2 hari lalu

Seorang siswa menjawab modul pembelajarannya setelah penangguhan kelas tatap muka, di toko kosong milik keluarganya, di Manila, Filipina, 26 April 2024. REUTERS/Lisa Marie David
5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

6 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

8 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

8 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

10 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.


Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

18 hari lalu

Buah naga (Pixabay.com)
Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

18 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

20 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah