TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah tengah gencar melakukan peralihan energi fosil ke energi baterai dengan konversi kendaraan listrik. Untuk mendukung itu, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menjadi pelaksana gerakan tersebut bekerjasama dengan elemen masyarakat, termasuk perguruan tinggi dan sekolah.
Salah satu sekolah yang terlibat dalam peralihan atau konversi itu adalah SMK Negeri 2 Jember. Seolah kejuruan itu memiliki bengkel konversi yang menjadi salah satu dari 24 bengkel konversi di Indonesia yang mendapatkan kepercayaan untuk mengonversi sepeda motor bertenaga fosil menjadi bertenaga baterai.
Kepala SMKN 2 Jember Edi Setiyono mengatakan proses untuk mendapatkan kepercayaan ini tidaklah gampang. Perjalanan ini dimulai saat ada agenda konvoi sepeda motor listrik dari Jakarta ke Bali saat pertemuan G20.
Konvoi tersebut melewati Kabupaten Jember dan sempat berhenti sejenak di alun-alun Jember. Saat itu SMKN 2 Jember diberi kesempatan untuk memamerkan sepeda motor listrik hasil konversi di hadapan para peserta konvoi.
Kegiatan itu pun memberikan inspirasi kepada SMKN 2 Jember untuk memiliki bengkel konversi. Berbagai persyaratan dilengkapi untuk mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian ESDM.
“Selain bengkel, sumber daya manusia yang kita miliki juga harus didiklat. Kemudian, masalah konversi ini tidak hanya fisik saja, tetapi kita pun harus mengurus persuratannya, seperti STNK dan BPKB. Dalam hal ini kita juga menggandeng Polri,” kata Edi dikutip dari laman Vokasi Kemendikbud, Kamis, 30 November 2023.
Saat ini, Edi menyebut bengkel konversi SMKN 2 Jember sedang mengerjakan proyek dari Kementerian ESDM. Proyek tersebut berupa pengonversian 350 unit motor dinas milik Pemerintah Daerah Kabupaten Jember.
Ketua Jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) SMKN 2 Jember Imron Annurrahman mengatakan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar sepeda motor bisa dikonversi, antara lain sepeda motor tersebut masih orisinil dan surat-suratnya masih aktif. "Kami menargetkan dalam sehari kita bisa menyelesaikan 2 sepeda motor,” kata dia.
Dalam pengerjaan konversi motor tersebut, SMKN 2 Jember melibatkan guru dan siswa. Dengan pelibatan ini, diharapkan terjadi transfer ilmu dari guru ke siswa.
Muhammad Fiandra Ainur Reza, siswa kelas XI Jurusan TSM, SMKN 2 Jember mengaku senang terlibat dalam proyek konversi ini. Proyek ini menjadi tantangan baru baginya.
“Kita jadi belajar banyak terkait konversi energi yang tentunya ini bermanfaat untuk ke depan. Energi fosil semakin menipis yuk konversi kendaraanmu biar bumi ini tidak menangis,” kata Fiandra.
Pilihan Editor: Cerita Kiki MasterChef, Pilih Masuk SMK Tata Boga untuk Dalami Dunia Kuliner