TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau dua bibit siklon tropis di sekitar Indonesia, yaitu Bibit Siklon Tropis 94P di Teluk Carpentaria dan Bibit Siklon Tropis 18W di Laut Cina Selatan.
Bibit Siklon Tropis 18W tepatnya berada di sekitar 7.6 Lintang Utara 111.9° Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1008.6 hPa bergerak ke arah barat daya. Potensi 18W untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah.
“Bibit Siklon Tropis 18W di Laut Cina Selatan menginduksi kecepatan angin lebih dari 50 kilometer per jam atau low level jet di Laut Cina Selatan dan daerah pertambatan kecepatan angin atau konvergensi di Laut Cina Selatan hingga Laut Natuna," ujar BMKG dalam prakiraan cuacanya untuk Jumat, 22 Desember 2023.
Dampak tidak langsung Bibit Siklon 18W adalah hujan sedang hingga lebat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Riau, Kepulauan Riau–Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat.
Selain itu Bibit Siklon 18W berdampak gelombang laut tinggi 1.25-2.5m (moderate sea) di Laut Natuna, 2.5-4.0 m (rough sea) di perairan Kepulauan Anambas, perairan barat dan utara Kepulauan Natuna, perairan selatan Kepulauan Natuna hingga Pulau Midai, dan Perairan Kepulauan Subi hingga Serasan. Gelombang tinggi 4.0-6.0 m (very rough sea) diperkirakan terjadi di Laut Natuna Utara.
Sementara Bibit Siklon Tropis 94P berada di sekitar 12.5° Lintang Selatan dan 136.8° Bujur Timur, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan udara minimum 1006.0 hPa bergerak ke arah barat laut. Potensi bibit siklon 94P untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah.
Dampak tidak langsung Bibit Siklon 94P adalah hujan sedang hingga lebat di Maluku dan Papua bagian selatan. Selain itu 94P berdampak gelombang laut tinggi 1.25-2.5 m (moderate Sea) di Laut Arafuru.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 4-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari tenggara-barat Daya dengan kecepatan 4–20 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna, dan Laut Arafuru.
Angin permukaan di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin yang bertiup dari selatan hingga barat laut dan dari timur laut dengan kecepatan berkisar 10-45 kilometer per jam, sedangkan suhu udara berkisar 21-35 derajat Celsius dengan kelembaban berkisar antara 50 hingga 100 persen.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.