TEMPO.CO, Bandung - Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali mengalami erupsi pada Sabtu, 13 Januari 2024 sekitar pukul 11.43 WIB. Tinggi kolom abu teramati sekitar 1 kilometer di atas puncak atau sekitar 3.891 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati dari adanya erupsi tersebut berwarna kelabu dengan intesitas tebal condong ke arah barat laut.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 29.3 mm dan durasi sementara ini sekitar 36 detik," kata Plt. Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid dalam keterangannya.
Badan Geologi menaikkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Marapi dari semula level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) terhitung sejak 9 Januari 2024 pukul 18.00 WIB. Menurut Wafid, data kegempaan dalam interval 1-8 Januari 2024 didominasi gempa Hembusan.
Terjadi delapan kali gempa erupsi, 65 kali gempa Hembusan, dua kali gempa dengan frekuensi rendah (low frequency), sekali gempa vulkanik dangkal, 11 kali gempa vulkanik dalam, delapan kali gempa teknonik lokal, 18 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5-2 mm.
Wafid mengimbau masyarakat yang berada di sekitar Gunung Marapui juga pendaki, pengunjung dan wisatawan agar tidak masuk dan melakukan kegiataan di wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi Kawah Verbeen, Gunung Marapi. "Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan," ujarnya.
Saat terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk segera menggunakan masker ataupun penutup hidung dan mulut guna menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA). "Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," kata Wafid.
Pilihan Editor: Status Siaga Gunung Marapi, Apa Artinya?