Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Menopause Tidak Selalu Meningkatkan Depresi dan Masalah Kesehatan Mental Lainnya

Reporter

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Iklan

Tempo.co, Jakarta : Sebuah tinjauan terhadap makalah dari penulis di Brigham and Women's Hospital Boston, Amerika Serikat, dan kolaborator internasionalnya, yang dilansir medicalxpress.com, menyimpulkan bahwa menopause tidak meningkatkan risiko depresi dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Menopause telah lama dianggap sebagai penyebab tekanan psikologis. Namun hasil tinjauan baru ini, yang dipublikasikan di jurnal The Lancet, menunjukkan bahwa hal ini tidak selalu terjadi. 

Penulis penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa menopause secara universal menyebabkan peningkatan risiko kondisi kesehatan mental, termasuk gejala depresi, gangguan depresi mayor, kecemasan, gangguan bipolar, dan psikosis pada semua wanita.

Namun, para peneliti menemukan bahwa kelompok tertentu lebih berisiko mengalami kesehatan mental selama menopause: individu lebih cenderung melaporkan gejala depresi jika mereka sebelumnya pernah mengalami depresi; jika tidur mereka sangat terganggu karena rasa panas di malam hari; atau jika mengalam peristiwa kehidupan yang penuh tekanan bersamaan dengan menopause.

Para peneliti itu juga mengatakan, selain menciptakan ekspektasi negatif bagi orang-orang yang mendekati masa menopause, potensi kesalahan pengaitan antara tekanan psikologis dan gangguan kejiwaan dengan menopause dapat merugikan perempuan. Sebab, itu bisa menundanya mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang akurat.

"Pesan yang dapat disampaikan kepada wanita dan dokternya adalah kita tidak boleh berasumsi bahwa jika seseorang mengalami gejala kesehatan mental selama transisi menopause, maka kedua hal tersebut saling berkaitan," kata rekan penulis senior dari studi ini, Hadine Joffe, Direktur Eksekutif Pusat Kesehatan Wanita Connors di Rumah Sakit Brigham.

"Kami tidak ingin menyangkal fakta bahwa beberapa orang akan mengalami gejala kesehatan mental selama transisi menopause, namun hal ini bukan jaminan," kata Hadine Joffe.

Transisi menopause, yaitu waktu sejak seseorang mulai mengalami perubahan hormonal dan menstruasi hingga siklus menstruasi terakhirnya, dapat berlangsung selama empat hingga sepuluh tahun dan rata-rata dimulai pada usia 47 tahun. 

Meskipun menopause sering dianggap melelahkan secara emosional karena fluktuasi hormonal, masa hidup ini juga bertepatan dengan adanya stres di usia paruh baya dan peristiwa kehidupan yang besar, seperti perubahan dalam berbagai jenis hubungan atau pekerjaan, sehingga sulit untuk memisahkan kontribusi relatif dari faktor-faktor tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara transisi menopause dan kondisi kesehatan mental, para peneliti meninjau penelitian sebelumnya yang mengamati gejala depresi, gangguan depresi mayor, kecemasan, gangguan bipolar, dan psikosis selama menopause. 

Mereka lebih menekankan studi prospektif yang meneliti kesehatan mental pra-menopause serta selama atau setelah transisi, termasuk beberapa penelitian yang dilakukan di Mass General Brigham.

Mereka menemukan bahwa meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara timbulnya gejala depresi dan menopause, depresi klinis yang lebih parah selama menopause hanya terjadi pada individu yang sebelumnya telah didiagnosis dengan kondisi tersebut. "Jika Anda belum pernah mengalami depresi berat sebelumnya, kemungkinan besar Anda tidak akan mengalami episode pertama depresi klinis selama transisi menopause," kata Joffe.

Gejala depresi juga lebih sering diamati pada individu yang mengalami transisi menopause yang sangat lama, individu yang mengalami gangguan tidur parah karena panas di malam hari, dan individu yang mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dalam enam bulan sebelum pemeriksaan.

Para peneliti tidak menemukan bukti kuat bahwa risiko kecemasan, gangguan bipolar, atau psikosis secara universal meningkat selama transisi menopause, meskipun terdapat beberapa literatur mengenai hubungan antara kondisi ini dan menopause.

Sebagian besar penelitian tentang menopause dilakukan di negara-negara berpendapatan tinggi. Namun masih belum jelas bagaimana hasil penelitian ini dapat diterapkan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Masih sedikit informasi yang diketahui tentang bagaimana menopause berdampak pada transgender dan beragam gender.

Para peneliti ini juga menambahkan, hasil kajian ini juga menunjukkan bahwa terapi hormonal bukanlah pengobatan lini pertama yang tepat untuk orang yang mengalami depresi klinis selama menopause. Sebaliknya, ketika pasien datang dengan gejala kesehatan mental selama menopause, dokter harus mempertimbangkan latar belakang mereka, diagnosis kesehatan mental sebelumnya, dan situasi kehidupannya saat ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

5 jam lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Cara Mencegah Depresi dengan Saling Bantu Hingga Terapkan Pola Hidup Sehat

Masalah kesehatan mental ini dapat ditangani dengan menjaga pola hidup hingga mengenai dengan baik gejala-gejala pemicunya.


Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

6 jam lalu

Ilustrasi ibu membaca bersama anak. Pixabay.com
Tumbuhkan Kemandirian Anak dengan Membacakan Buku Cerita

Kemandirian merupakan kemampuan yang dapat dilatih sejak dini. KemenPPPA mengajak orang tua menumbuhkan kemandirian anak lewat membacakan buku cerita.


Bagaimana Depresi Bisa Menular?

10 jam lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Bagaimana Depresi Bisa Menular?

Sebuah penelitian menunjukan adanya pengaruh kontak fisik terhadap penularan depresi serta kontribusinya pada kesehatan mental seseorang


Kemenkes: Baru 38 Persen Puskesmas yang Sediakan Layanan Kesehatan Jiwa

17 jam lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Kemenkes: Baru 38 Persen Puskesmas yang Sediakan Layanan Kesehatan Jiwa

Kementerian Kesehatan menggencarkan pelatihan skrining kesehatan jiwa kepada tenaga kesehatan, sebab baru ada 38 persen puskesmas yang menyediakan layanan kesehatan jiwa.


Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

2 hari lalu

Ilustrasi anak sakit. shutterstock.com
Perlunya Kesiapan Mental Orang Tua dalam Merawat Anak dengan Penyakit Kritis

Banyak orang tua yang kerap melupakan kondisi mental sendiri dan berlama-lama berada dalam fase penyangkalan setelah mengetahui anak sakit kritis.


BamBam GOT7 Bagikan Unggahan 'Ingin Menghilang', Penggemar Khawatir dengan Kesehatan Mental

2 hari lalu

BamBam GTO7. Soompi
BamBam GOT7 Bagikan Unggahan 'Ingin Menghilang', Penggemar Khawatir dengan Kesehatan Mental

Unggahan BamBam GOT7 belakangan ini mengkhawatirkan penggemar tentang kesehatan mentalnya.


Kemenkes Soroti Masalah Kesehatan Mental di Tempat Kerja

2 hari lalu

Ilustrasi wanita stres saat bekerja. Shutterstock
Kemenkes Soroti Masalah Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024, Kementerian Kesehatan tekankan pentingnya kesehatan mental di tempat kerja.


Bagaimana Rasanya Hot Flashes dan Cara Mengatasinya?

3 hari lalu

Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio
Bagaimana Rasanya Hot Flashes dan Cara Mengatasinya?

Hot flashes dialami sekitar 70 persen perempuan pada satu waktu di masa transisi menopause. Bagaimana rasanya dan cara mengatasi?


Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

3 hari lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat di ruang digital menjadi solusi bijak bagi pengguna media sosial.


FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

3 hari lalu

Boneka Labubu yang pernah diendorse Lisa BLACKPINK. Foto: Instagram.
FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

FOMO merupakan ketakutan tertinggal momen di ranah daring, termasuk tak dapat memanfaatkan kesempatan dalam pergaulan dan aktivitas di media sosial.