Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Dua Gerhana Saat Ramadan 2024, Pertanda Apa?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN mengungkap akan terjadi dua jenis fenomena gerhana pada Ramadan kali ini, 1445 Hijriah/2024 Masehi. Keduanya adalah Gerhana Bulan Penumbra pada 24-25 Maret dan Gerhana Matahari Total (GMT) pada 8 April 2024.

Meski begitu, peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Farahhati Mumtahana, menyampaikan bahwa dua fenomena tersebut tidak dapat diamati di Indonesia karena tidak melintasi wilayah Tanah Air. 

“Namun dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan wisata atau ekspedisi mengejar gerhana,” ucap Farahhati, dilansir dari laman resmi BRIN, Senin, 18 Maret 2024.

Di sisi lain, gerhana pada bulan Ramadan kerap menjadi salah satu perbincangan publik. Pasalnya, fenomena langit di bulan suci umat Islam ini kerap dikaitkan dengan kedatangan Imam Mahdi, salah satu tanda kiamat. Meski begitu, beberapa orang lainnya menilai bahwa ini hanyalah fenomena alam biasa.

Lantas, pertanda apakah ada dua gerhana pada bulan Ramadan? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.


Tanda Dua Gerhana di Bulan Ramadan

Peristiwa gerhana matahari yang bertepatan dengan bulan Ramadan disebut-sebut sebagian kalangan sebagai tanda kemunculan Imam Mahdi. Ulama besar Indonesia, Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya, pun pernah menjawab pertanyaan ini.

Melansir dari laman resmi Yayasan Al Bahjah, yayasan yang dikelola oleh Buya Yahya, sang penceramah mengatakan bahwa tidak melihat keterkaitan langsung antara gerhana matahari dengan kemunculan Imam Mahdi. Menurutnya, gerhana matahari adalah fenomena alam yang dapat diprediksi dan terjadi secara teratur.

Sedangkan kemunculan Imam Mahdi sebagai tanda kiamat, menurutnya, adalah suatu hal yang hanya diketahui oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Meski begitu, Buya Yahya menegaskan bahwa tanda-tanda besar kiamat seperti kemunculan Imam Mahdi memang akan terjadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tetapi, tidak ada yang mengetahui waktu pasti peristiwa tersebut terjadi," katanya sambil menambahkan, "Oleh karena itu, umat Islam harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir."

Dua Gerhana di Bulan Ramadan Sudah Puluhan Kali Terjadi

Faktanya pula, kemunculan dua gerhana saat Ramadan bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, dua fenomena langit ini pernah terjadi pada Ramadan 2003 silam. Melansir dari laman Nahdlatul Ulama atau NU Online, dua fenomena tersebut adalah Gerhana Bulan Total pada 9 November 2003 dan Gerhana Matahari pada 24 November 2003.

Kepala Observatorium Bosscha Lembang kala itu, Moeji Raharto, mengatakan dua gerhana saat Ramadan merupakan fenomena alam biasa. “Secara astronomi , sudah biasa terjadi,” ucap Moeji, dikutip dari laman NU Online.

Disebutkan Moeji lebih dari dua dekade lalu, fenomena alam gerhana bulan dan gerhana matahari yang datang bersamaan dengan bulan Ramadan sudah terjadi lebih dari 60 kali. Oleh karena itu, dia mengatakan masyarakat tidak perlu risau dengan isu mengenai kiamat. 

Dengan demikian, disimpulkan bahwa dua gerhana di bulan Ramadan tidak memiliki pertanda apa pun karena hanya merupakan fenomena alam biasa. Adapun mengenai isu kemunculan Imam Mahdi dan hari kiamat, tugas manusia adalah mempersiapkan diri dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

RADEN PUTRI

Pilihan Editor: Studi Terbaru Sebut IKN Nusantara Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

9 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

20 jam lalu

BFI Finance. Istimewa
Total Aset BFI Finance Indonesia Rp 24,2 Triliun per Kuartal I 2024

BFI Finance mencatat laba bersih terkumpul pada kuartal I sebesar Rp 361,4 miliar.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

22 jam lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

1 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

2 hari lalu

Ilustrasi GoPay atau GoBills. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

2 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.


Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

3 hari lalu

Pengunjung mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Lokasi titik nol IKN Nusantara itu setiap harinya ramai oleh pengunjung dari berbagai instansi serta organisasi dan kelompok masyarakat yang melakukan kunjungan dan melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.