TEMPO.CO, Jakarta - Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, akan mengirimkan karya imiah yang ditarik dari Wiley Online Library kepada jurnal lain. Namun, kali ini karya ilmiah tentang piramida prasejarah itu akan dibagi sesuai disiplin ilmu anggota tim penyusunnya
Pakar paleotsunami dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, mengatakan materi artikel yang digarap pada 2011-2014 itu sangat padat. Ulasannya datang dari lintas ilmu, seperti arkeologi, geologi, fisika bumi, arsitektur, geofisika, dan geografi.
Jika sesuai rencana, riset itu bisa dipecah menjadi makalah tentang data ekskavasi serta data permukaan secara geologi dan arkeologi. Yang kedua membahas tentang pengeboran, survey geofisika, georadar, geolistrik, dan seismik tomografi. “Makalah ketiga tentang penanggalan (dating) penentuan umur lapisan Gunung Padang,” ujar Danny pada Kamis, 21 Maret 2024.
Penelitian berjudul “Geo-archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia” itu sebelumnya dimuat di jurnal Archaeological Prospection sejak 20 Oktober 2023, namun ditarik kembali oleh penerbit John Wiley & Sons. Artikel itu hilang dari Wiley Online Library, basis data milik penerbit tersebut, sejak 18 Maret lalu.
Menurut aturan di dunia ilmiah, kata Danny, data pada makalah yang ditarik bisa dipakai lagi untuk publikasi baru. Selain akan dilengkapi, isinya juga akan menyesuaikan kritikan yang masuk.
“Kalau kita mau kirim ke jurnal lain, harus jelas juga bahwa bahan ini berasal dari paper yang sudah ditarik penerbit,” tuturnya
Bagi peneliti yang berasal dari institusi, pembuatan makalah ilmiah dihitung sebagai kredit kinerja. Pencabutan karya tersebut juga tidak mempengaruhi karir tim anggota peneliti Gunung Padang. “Walau publikasinya ditarik kembali, kreditnya nggak hilang,” kata Danny yang bekerja sebagai peneliti gempa dan sesar di BRIN.
Kasus penarikan publikasi riset soal piramida di CIanjur yang disebut lebih tua daripada Piramida Giza di Mesir menjadi perbincangan kalangan ilmuwan, salah satunya di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Danny mengakui bahwa masalah itu memang menyulitkan tim untuk melanjutkan penelitian Gunung Padang.
Tim riset tak setuju dengan vonis major error yang diputuskan oleh pemilik jurnal di Wiley Online Libraru. Para peneliti ini meminta dukungan dari komunitas akademis, organisasi ilmiah, dan individu yang peduli untuk menentang penarikan. Mereka juga menjunjung tinggi prinsip integritas, transparansi, dan keadilan dalam penelitian dan penerbitan ilmiah.
Dalam penelitian tersebut, ada Andang Bachtiar yang bergerak sebagai Ketua Tim Pengeboran. Ketua Tim Seismic Tomografi dipegang oleh Bagus Endar B. Nurhandoko, sedangkan Ketua Tim Arkeologi diisi Ali Akbar. Anggota lainnya adalah Pon Purajatnika, Mudrik R. Daryono, Dadan D. Wardhana, Andri S. Subandriyo, Andi Krisyunianto, Taqyuddin, Budianto Ontowiryo, dan Yusuf Maulana.
Piihan Editor: Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?