Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

image-gnews
Tangkapan gambar presentasi soal Mitos La Ode Wuna millik Dosen Universitas Indonesia (UI), Geger Riyanto (Dok. Beranda BRIN)
Tangkapan gambar presentasi soal Mitos La Ode Wuna millik Dosen Universitas Indonesia (UI), Geger Riyanto (Dok. Beranda BRIN)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PRMB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengerjakan kajian terkait mitologi yang berhubungan dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku. Penelitian yang dikerjakan Dosen Universitas Indonesia (UI), Geger Riyanto itu berjudul Dari Siluman jadi Nenek Moyang: Dinamika Sejarah Mistis di Tengah Pergerakan ke Maluku.

Terdapat sebuah mitos di kalangan masyarakat Sulawesi Tenggara—persisnya wilayah Munda dan Buton—mengenai La Ode Wuna, jelmaan makhluk setengah ular. Geger mengatakan siluman ular itu diresmikan sebagai nenek moyang dari sejarah pergerakan Maluku.

“Sekelumit kisah yang mewakili cerita mistis di tengah masyarakat, yang dipercaya menjadi salah satu budaya Indonesia,” ucap Geger dalam suatu forum diskusi budaya, dikutip dari siaran pers BRIN pada Selasa, 26 Maret 2024.  

Dari sisi struktur mitos, kata Geger, La ode Wuna merupakan pangeran dari Muna yang diusir. Meski nihil penjelasan sejarah yang spesifik, cerita itu kemungkinan terjadi pada zaman kerajaan.

”Jika berbicara dalam kondisi sekarang, (kisah) ini merefleksikan pergerakan orang Buton ke Maluku Tengah yang berlangsung intens sejak akhir abad ke-19 sampai hari ini,” kata dia.  

Geger menjelaskan bahwa Buton tergabung ke dalam Maluku sejak lama. Kesultanan Buton merupakan bagian dari “Dunia Maluku” yang berpusat di Ternate. Cerita ini, kata dia, muncul dalam catatan kronikus portugis bernama Antonio Galvao yang sempat tinggal di Ternate pada 1536 – 1539. Kini Buton adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara. 

Pengajar di Departemen Antropologi UI itu juga menemukan mitos Bikusagara, cerita seorang tetua di Ternate yang menemukan empat telur naga yang menetas dan melahirkan empat manusia. Ketika dewasa, masing-masing dari mereka menjadi Raja Bacan, Raja Papua, Raja Butung (Raja Buton) dan Banggai, serta istri Raja loloda.

Kajian Geger juga mengisahkan migrasi orang Buton ke Maluku yang bersifat ekonomis. Mereka datang demi peluang kerja pasca industrialisasi eropa. Masyarakat Buton membuka kebun kelapa, serta bekerja sebagai buruh musiman di kebun cengkeh orang Maluku. Tapi, sebelumnya mereka sudah memiliki jaringan dagang dengan Maluku Tengah.

Cerita La Ode Wuna sangat beragam. Kisah tersebut selalu diulang-ulang hingga menjadi elemen kontradiktif yang paling mudah diingat. Anak Sultan Muna itu dikurung dan diusir oleh ayahnya karena sebuah skandal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Manusia berbadan separuh ular itu beranjak ke Seram. La Ode Wuna digambarkan sebagai sosok sakti yang bisa hadir kapan saja.  pelindung dan pemberi berkah untuk orang banyak. Geger menyebut sosok itu sebagai ‘teteh ular’.

Dalam banyak cerita, La Ode Wuna dihubungkan dengan sejarah mistis dunia Maluku. Sosok ini muncul dalam sejarah mistis sebagai utusan kerajaan luar dalam mitos di Waraka pada 1973-1974. Kala itu dia belum dikaitkan dengan orang Buton.

Kisah ini disambung turun temurun agar masyarakat Seram memiliki ritual dan mitos untuk terhubung dengan ‘yang asing’. Cerita La Ode Wuna yang tersebar itu diambil kembali oleh orang Buton sebagai bukti sejarah setelah mereka didiskriminasi dan direndahkan sebagai orang asing di Maluku.

Sebagian warga Maluku Tengah, Geger meneruskan, tidak suka dengan klaim sejarah mistis La Ode Wuna yang dianggap ngawur.  Mitos itu menjadi subjek kontroversi di Maluku Tengah.

Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, Hutomo, menilai penuturan Geger bukan karena sifat yang sentimental. “Secara tidak langsung, mitos ini mempunyai peranan penting dalam komunitas Maluku sendiri,” tuturnya.

Dia mengakui adanya beberapa konteks pada mitos itu yang dibuat agar dipercaya dan ditakuti masyarakat. Namun, hal itu juga dianggap membawa harapan.

Secara tidak langsung, kata Hutomo, cerita tersebut mengandung beberapa nilai tentang aktivitas kehidupan manusia untuk tidak saling memusuhi dan bersinggungan. Sisi lain mitos itu menjadi penting bagi suatu komunitas atau budaya tertentu.

Pilihan Editor: Gunung Marapi Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 1,5 Kilometer, Warga Sekitar Berhamburan Keluar Rumah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

14 jam lalu

Pemetaan secara geologis Sesar gempa Baribis dari Serang di Banten sampai Purwakarta di Jawa Barat melintasi wilayah selatan Jakarta. (ANTARA/HO-BNPB)
Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.


Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Ilustrasi lahan padi. TEMPO/Magang/Joseph.
Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.


Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

2 hari lalu

Terdakwa Bupati Muna (nonaktif), La Ode Muhammad Rusman Emba (kiri), mengikuti sidang pembacaan surat amar putusan, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Majelis hakim menjatuhkan vonis kepada terdakwa La Ode Muhammad Rusman Emba, pidana penjara badan selama 3 tahun, pidana denda sebesar Rp.200 juta subsider pidana selama 3 bulan kurungan dan dibebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp.5 ribu, terbukti secara sah dan meyakinkan memberikan suap kepada mantan Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri, M. Ardian Novianto sebesar Rp.2,4 miliar dalam perkara tindak pidana korupsi terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 sebesar Rp.401,5 miliar di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
Bekas Bupati Muna Rusman Emba Divonis 3 Tahun Penjara Kasus Suap Dana PEN

Bekas Bupati Muna, La Ode Muhammad Rusman Emba, divonis tiga tahun penjara dalam kasus suap dana PEN (pemulihan ekonomi nasional)


Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

2 hari lalu

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

Bambang Soesatyo mendukung para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam UI Racing Team ikut dalam kompetisi Formula Student Czech 2024


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

2 hari lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

2 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

Universitas Indonesia menggelar UI Open Days 27-28 April 2024 untuk menjaring calon mahasiswa baru.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

3 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.