Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

image-gnews
Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Petugas BKSDA saat memasang kamera cctv bersensor gerakan atau camera trap di batang pohon pinggiran hutan pinus di lereng Gunung Wilis, Desa Nyawangan, Tulungagung. Pemasangan menindaklanjuti laporan penampakan harimau loreng. (Ist/foto dok)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tim peneliti baru-baru ini mempublikasikan hasil analisis pemeriksaan DNA dari sehelai rambut yang membuktikan keberadaan harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat. Padahal penelitinya mengaku sempat ragu untuk memeriksanya.

“Ketika terima sampel katanya temuan 2019, saya agak pesimistis karena sudah lama waktunya,” ujar peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wirdateti dalam acara bincang daring gelaran MONGABAY, Kamis 28 Maret 2024. Seperti diketahui harimau jawa telah dinyatakan punah lebih dari 40 tahun lalu.

Sehelai rambut itu mereka peroleh dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat yang meminta diperiksa pada awal Maret 2022. Setelah berdiskusi dengan pimpinannya, Teti melakukan survei ke lokasi temuan sehelai rambut yang saat itu diduga dari harimau jawa.

Di lapangan mereka menemui warga untuk menggali kisahnya yang bertemu harimau. “Ketika ke sana, kami merasa yakin ini benar harimau,” kata Teti.

Tim penelitian kemudian dibentuk. Dari BRIN selain Teti, ada Yulianto dari Pusat Penelitian Zoologi Terapan. Anggota lainnya yaitu Kalih Raksasewu dari Yayasan Bentang Edukasi Lestari Bogor yang menemukan sehelai rambut tersebut dan Bambang Adriyanto petugas BKSDA Bogor yang bertugas di Sukabumi. 

Kembali ke kantor, Teti memeriksa sampel rambut itu di laboratorium genetika BRIN di Cibinong. Tahap ekstraksinya dimulai dari proses yang disebut pencucian yaitu pembersihan sampel dari bahan-bahan lain sesuai fokus pencarian yaitu DNA.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemeriksaan DNA, menurutnya memerlukan sel folikel dari akar rambut. “Sempat pesimistis karena folikelnya kecil sekali, mungkin karena sudah lama di alam,” ujarnya. Peneliti pun melakukan amplifikasi agar bisa mengidentifikasi dengan tepat. 

Pembanding sampel yaitu dari macan tutul, harimau sumatra, harimau Bengal. Teti menduga awalnya rambut itu dari macan tutul. Setelah dianalisis , rambut itu punya kesamaan gen dengan harimau sumatera 97,06 persen. “Di situ saya agak yakin, paling tidak ketika kemiripan itu harimau. Dari situ ada surprise dan senang,” kata Teti.

Selanjutnya pemeriksaan di Museum Zoologi Bogor yang punya spesimen kulit utuh harimau jawa asal Kediri dan Jawa Barat pada 1930. Sementara spesimen harimau sumatera berasal dari Sumatera Barat dan Lampung. “Saya samakan spesimen rambut dengan spesimen di museum, kesamaan hampir 98 persen lebih. Saya lebih yakin lagi ini harimau jawa,” ujarnya.

Hasil itu kemudian dibuat laporan ilmiahnya yang dipublikasikan pada 21 Maret 2024 di jurnal Oryx, dari Cambridge University Press. Laporan penelitian atas sehelai rambut itu berjudul "Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample."

Pilihan Editor: Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

34 menit lalu

Tim peneliti di Telkom University Bandung mengembangkan meteran air dengan sistem token. Gambar atas menunjukkan komponen di bagian dalam alat (Dok. Tim)
Inovasi Meteran Air Sistem Token dari Tim Peneliti di Telkom University

Tim peneliti di Telkom University mengembangkan sistem perangkat lunak dan alat pencatat meteran air bagi kalangan pelanggan perusahaan air minum.


Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

16 jam lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan keterangan pers di Kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara No. 4, Jakarta Selatan, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Defara
Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.


Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Pengendara kendaraan bermotor berteduh menghindari terik matahari saat melintasi lampu merah Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa fenomena gelombang panas di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir tidak berkaitan dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia. TEMPO/Subekti.
Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.


Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

1 hari lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat


Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

2 hari lalu

Ilustrasi Satelit LAPAN A3. pusteksat.lapan.go.id
Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.


Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

2 hari lalu

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani
Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.


Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

2 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.


Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

2 hari lalu

Arsip - Seorang penarik becak membasuh wajahnya dengan air di antara cengkeraman suhu panas di Dhaka, Bangladesh, 20 April 2024. (Xinhua)
Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.


'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

3 hari lalu

Papan nama Gedung BRIN di Jakarta. Foto: Maria Fransisca Lahur
'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.


Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

3 hari lalu

Anjungan Teluk Kendari. ANTARA/La Ode Muh Deden Saputra.
Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.