TEMPO.CO, Jakarta - Sejak enam tahun terakhir Departemen Perdagangan Amerika Serikat, membatasi izin ekspor teknologi ke Cina. Akibat pelarangan tersebut, perusahaan chip asal Amerika Serikat seperti Qualcomm tidak lagi bisa mengirimkan produknya untuk dipasang ke ponsel-ponsel di Cina.
Qualcomm berkantor pusat di California, Amerika Serikat. Perusahaan ini biasanya mengirimkan chip atau prosesor ke Cina untuk disematkan ke produk smartphone terbaru, termasuk Huawei. Akibat pembatasan izin ekspor ini, Qualcomm harus memutus kemitraannya dengan Huawei.
Menurut laporan Gizmochina, Selasa, 14 Mei 2024, bukan hanya Qualcomm yang dilarang untuk mengekspor chip ke Huawei. Perusahaan Intel Corporation juga bernasib sama. Bahkan laptop besutan Intel juga dilarang untuk beredar di Cina, supaya tidak ditiru teknologinya.
Kendati demikian, larangan tersebut menargetkan barang-barang yang berhubungan dengan konsumen. Kemungkinan besar Intel tidak akan memasok chip untuk laptop di Huawei. Namun Intel tetap dapat mengekspor chip untuk aplikasi non-konsumen, seperti yang digunakan di server pusat data.
Kementerian Luar Negeri Cina menyampaikan keberatannya atas sikap Amerika Serikat soal larangan ekspor teknologi chip ini. Cina menilai Amerika menyalahgunakan konsep kontrol ekspor dan menekan perusahaan Cina secara tidak adil.
Baca juga:
Huawei berada di bawah pengawasan AS sejak tahun 2019 ketika pertama kali dimasukkan dalam daftar larangan perdagangan. Hal ini mencegah perusahaan-perusahaan Amerika menjual teknologi mereka, termasuk chip 5G, kepada raksasa teknologi Cina tersebut.
Pada tahun 2020 Amerika Erikat mengamanatkan bahwa perusahaan asing yang menggunakan peralatan pembuat chip Amerika harus mendapatkan lisensi sebelum menjual semikonduktornya ke Huawei. Lisensi itu kini telah dicabut untuk Qualcomm dan Intel.