TEMPO.CO, Jakarta - Jemuran pintar hanya satu dari enam produk inovasi yang diciptakan oleh Maria Cyntia Casandra Temaluru, Siswi di SMK Negeri 4 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selama tiga tahun bersekolah, Casandra terus mengembangkan alat yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kreasinya beragam, dari jemuran pintar yang viral di media sosial hingga power bank berbasis panel surya.
“Proyek terakhir saya viral, yaitu jemuran pintar berbasis internet of things (IoT),” ujar Casandra ketika berbincang dengan Tempo via aplikasi Zoom, Ahad, 19 Mei 2024.
Jemuran itu dilengkapi peranti lunak yang dirancang secara khusus. Saat hujan turun, pakaian yang dijemur akan masuk ke koridor pelindung jemuran secara otomatis. Sebaliknya, pakaian akan digeser keluar dari penutup itu saat cuaca panas. Alat itu juga memiliki pengatur waktu, sehingga bisa berfungsi sesuai kondisi udara pagi dan malam.
Casandra dibantu Gavrila Asten, teman sekolahnya, untuk menggarap proyek tersebut. Gavrila membantu analisa arus listrik dan penyolderan mesin jemuran pintar.
Kendati masih dalam tahap pengembangan awal, jemuran pintar buatan Casandra sudah banjir peminat. “Yang ingin membeli sudah banyak.”
Siswi SMK Negeri 4 Kupang, Nusa Tenggara Timur, Maria Cyntia Casandra Temaluru, ciptakan produk teknologi inovasi berupa jemuran pintar berbasis Internet of Things (IoT). Jemuran pintar ini merupakan proyek keenam dia selama menjadi pelajar di SMK Negeri 4 Kupang. (Dok Pribadi Casandra)
Dia berharap inovasi sederhana itu dilirik oleh pelaku industri agar bisa dikembangkan ke bentuk sempurna. Selain lebih kokoh, kegunaan jemuran pintar bisa bertambah seiring inovasi. Konsep dasar alat itu terbukti berhasil, hanya perlu dipoles dengan sumber daya yang lebih baik.
Hobi Teknologi Sedari Kecil
Tertarik pada teknologi sejak usia anak-anak, Casandra sering mengotak atik mainan dan peralatan rumah. Keisengan itu tentu belum cukup untuk mengembangkan produk kreatif.
Ide kreatif Casandra baru tersalur ketika menempa ilmu di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 4 Kupang. DI sekolah itu dia mendapat mentor dan teman untuk mendiskusikan segala ide yang pernah dibayangkannya sedari kecil.
Kalimat dari seorang mentor, suatu hari, mendongkrak motivasi Casandra untuk menciptakan alat inovasi. “Perempuan harus bisa menciptakan sesuatu, bukan hanya memakai atau menjadi konsumen dari teknologi yang ada,” kata Casandra, mengulangi kata-kata mentornya.
Dia menciptakan produk pertama saat masih duduk di kelas X SMK. Saat itu dia mengembangkan power bank berbasis panel matahari. Kreasi Casandra selalu terinsiprasi dari permasalahan di lingkungannya.
Masyarakat Kecamatan Semau, Kupang, kata dia, sulit mengakses listrik meski dikenal sebagai destinasi wisata. Dari situ muncul ide untuk menggarap alat pengisian daya praktis yang kapasitasnya mencapai 9800 mAh. Alat itu bahkan dibiayai dengan dana pribadi.
Biaya seluruh proyek Casandra yang berikutnya, termasuk jemuran pintar, disokong oleh berbagai pihak. “Dari sekolah, bahkan Gubernur NTT,” tuturnya.
Dia juga menciptakan smart door berbasis radio frequency identification (RFID), penyiram tanaman otomatis, serta alat monitoring ikan yang disebut ‘Monika. Proyek power bank berbasis panel surya juga sedang dikembangkan dengan kapasitas yang lebih besar.
Pilihan Editor: Sempat Dikeluhkan, Ini Cara Atasi Internet Starlink yang Lambat