TEMPO.CO, Jakarta - Kampanye bahaya rokok melalui forum Indonesia Conference on Tobacco or Health (ICTOH) kembali diadakan di Bandung, Jawa Barat, pada tahun ini. Ketua Panitia ICTOH 2024, Sumarjati Arjoso, mengatakan agenda itu menyoroti peningkatan konsumsi rokok yang mempengaruhi kehidupan generasi muda di Indonesia.
"Agenda kali ini adalah yang ke-9. Sebelumnya pernah dilakukan di Jakarta, Magelang, Yogyakarta, dan Surabaya," kata Sumarjati melalui keterangan tertulis, Rabu, 29 Mei 2024.
Forum yang digelar menjelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia pada 31 Mei itu terinspirasi dari kegiatan sejenis berskala internasional, yaitu World Conference on Tobacco or Health (WCTOH). Sejak diadakan pada 2014, ICTOH terus menggencarkan kampanye bahaya rokok di Indonesia.
Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menunjukkan prevalensi atau hitungan temuan perokok usia 13-15 meningkat pada periode 2014-2019. Persentase perokok usia pelajar itu naik dari 18,3 persen menjadi 19,2 persen.
Rokok elektrik juga dikonsumsi oleh 11,5 persen remaja dengan rentang usia tersebut. Temuan itu diperkuat data Badan Pusat Statistik pada 2023, yang menunjukkan rasio perokok usia 15 tahun ke atas di Indonesia mencapai 28,62 persen.
Menurut Sumarjati, ICTOH mendorong para pegiat dan akademisi agar tetap konsisten menjaga anak Indonesia dari risiko rokok. Tiga target yang menjadi prioritas ICTOH, antara lain peningkatan jumlah kawasan tanpa rokok, penambahan layanan berhenti merokok, pengawasan terhadap jumlah label-iklan produk tembakau.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Dedi Supratman, menyatakan jumlah pasien penyakit tidak menular naik hingga 70 persen di Indonesia. Beberapa dari penyakit tersebut bahkan terbukti memicu kematian. "Isu ini (bahaya rokok) harus jadi perhatian agar anak-anak tidak menjadi korban," ujarnya.
Director Tobacco Control Vital Strategies Singapore Office, Tara Singh Bam, menyebut angka perokok anak di Indonesia tinggi karena lemahnya penerapan aturan terkait iklan, promosi, dan pendanaan alias sponsorship produk tembakau tersebut. Sejumlah negara sukses mengendalikan konsumsi rokok. “Belum terjadi di Indonesia,” tuturnya.
Tara mengingatkan soal pentingnya integritas pemerintah daerah melalui kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), serta kontrol pembelian rokok konvensional-rokok elektronik. Dia meminta pemerintah berani menolak segala intervensi industri. World Tobacco Asia yang diadakan di Surabaya pada Oktober 2024 merupakan salah satu contoh intervensi tersebut.
“Perlu menjamin bahwa pemerintah daerah tidak terpengaruh oleh upaya-upaya intervensi dari industri rokok,” kata dia.
Pilihan Editor: Menembus Algoritma TikTok, Kreator Ini Berbagi Tips Viralkan Konten