TEMPO.CO, Lubuk Basung - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dibantu tim gabungan berhasil menghancurkan batuan besar di lereng Gunung Marapi yang dibawa banjir lahar pada awal Mei lalu. Penghancuran atau peledakan tepatnya berlokasi di Desa Kapalo Koto, Sungai Puar, Kabupaten Agam.
"Sebelumnya sudah dilakukan peninjauan dan pengeboran serta reposisi batu yang rawan tersangkut atau merusak ke arah permukiman warga," kata Kepala Pelaksana BNPB, Kolonel Inf. Hery Setiono, Sabtu 1 Juni 2024.
Demolisi dilakukan dengan penjagaan ketat oleh TNI/Polri kepada warga yang sebelumnya sudah diungsikan sementara. "Warga sudah diberikan sosialisasi sejak dua hari yang lalu dan lokasi disterilkan dengan radius 500 meter dari titik demolisi," kata Hery.
Suara ledakan terdengar hingga sejauh satu kilometer. Hasilnya, tiga lagi batu besar yang sebelumnya terletak di bekas aliran banjir lahar dingin Marapi hancur.
"Berjalan sukses, tidak ada warga yang terkena imbas dari demolisi," kata Komandan Kodim 0304 Agam, Letkol Arm. Bayu Ardhithya Nugroho sambil menambahkan, "Hanya ada serpihan batu yang sempat mengenai satu atap rumah warga. Jika harus diperbaiki akan dilakukan bersama Pemda Agam."
Bayu mengatakan, tiga batu besar yang berhasil dihancurkan selanjutnya akan dievakuasi melalui metode beaker atau pengeboran dan menggunakan alat berat milik Dinas PUPR.
Pemerintah Kecamatan Sungai Pua, Agam menambahkan ada sekitar 500 warga yang diungsikan sementara saat proses peledakan berlangsung. "Awalnya ada kecemasan warga namun setelah diberikan pemahaman mereka bersedia menjauh dan meninggalkan rumah sementara," kata Camat Sungai Pua, Susi Karmila.
Sebelumnya, dalam keterangannya di Jakarta, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan operasi demolish sudah berdasarkan kajian menyeluruh BNPB. Kajian melibatkan tim ahli dari Badan Geologi Kementerian ESDM, Pemerintah Kabupaten Agam, TNI/Polri setempat, termasuk dari PT Dahana, PT Semen Padang, Inspektur Tambang, Balai Tambang Bawah Tanah.
BNPB menilai peledakan material batuan vulkanik ini diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di hulu sungai, material batuan tidak kembali tergerus ke hilir dan menjadi ancaman bagi masyarakat. Adapun fokus di Sungai Pua karena banyak ditemukan onggokan bebatuan sisa bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi pada awal Mei lalu.
Tim BNPB mengonfirmasi pada Jumat, dua dari lima batuan berdiameter 3-4 meter berhasil dipecah dengan cara diledakkan. Sebanyak tiga yang lainnya menggunakan metode breaker (pengeboran). Operasi dtarget rampung dalam dua hari saja.
Pilihan Editor: BMKG Pantau Sirkulasi Siklonik di Sebelah Barat Sumbar, Wilayah Mana Saja Berpotensi Hujan Lebat Hari Ini?