TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 28-29 Juni 2024.
Prakirawan BMKG Samuel R. Adiprabowo mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari timur-selatan dengan kecepatan angin berkisar 4-15 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8-25 knot. "Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Arafuru," kata Samuel melalui keterangan tertulis, Jumat, 28 Juni 2024.
Menurut Samuel, kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu-Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa-Pulau Sumba, perairan selatan Kalimantan, dan Laut Jawa bagian timur.
Gelombang serupa juga berpeluang terjadi di Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Sermata-Letti, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Banten-Sumba, Laut Banda bagian barat daya, dan Laut Arafuru. "Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," ucapnya.
Untuk itu, kata Samuel, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi laut. Peringatan diberikan kepada perahu nelayan untuk mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m, kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m). Untuk kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar perlu mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4, 0 meter.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Samuel.
Pilihan Editor: PDNS Diserang, Kominfo Sebut Tidak Ada Tempat Aman dari Serangan Siber