TEMPO.CO, Bandung - Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat survei terbaru kriteria rektor ideal dan kondisi kampus mereka. Survei itu melibatkan 1.218 responden mahasiswa dari lima angkatan 2018-2023. “Kami sudah membuat daftar apa yang dirasakan mahasiswa di Unpad dan kampus daerah,” kata Ketua BEM Kema Unpad Fawwaz Ihza Mahenda, Jumat 28 Juni 2024.
Rencananya, hasil survei yang dibagikan ke publik lewat akun resmi media sosial BEM Kema Unpad itu akan didiskusikan bersama tiga orang calon rektor baru sebelum dipilih Majelis Wali Amanat pada 4 Juli 2024. “Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan setiap tahun dan soal ganti kepemimpinan tapi belum ada solusinya,” ujar Fawwaz.
Jumlah responden survei terbanyak berasal dari mahasiswa Unpad angkatan 2023 yaitu 667 orang atau 54, 32 persen. Menyusul kemudian angkatan di bawahnya hingga yang paling sedikit dari angkatan 2018. Mahasiswa yang mengisi survei berasal dari 16 fakultas dengan sebaran terbanyak di Fakultas Ilmu Komunikasi yaitu 15,88 persen.
Dari 13 bakal calon rektor Unpad yang baru, berdasarkan hasil survei itu, ada tiga orang yang tergolong banyak diketahui mahasiswa. Ketiganya yaitu Arief S. Kartasasmita, Keri Lestari, dan Nandang Alamsah Deliarnoor.
Mayoritas responden juga menilai uang kuliah tunggal (UKT) menjadi masalah penting bagi rektor baru Unpad nanti. “Khususnya dalam hal keadilan dan transparansi kepada mahasiswa dalam mendapat golongan UKT,” kata Fawwaz menambahkan
Masalah lain yang dinilai penting oleh mahasiswa diantaranya soal sarana dan prasarana. Mayoritas responden mahasiswa (38,9 persen) berpendapat bahwa kondisi jalan dan trotoar di kampus Unpad banyak yang rusak dan jelek seperti permukaannya tidak rata, berlubang, dan tidak berfungsi dengan baik. Pun terkait penerangan kampus, mayoritas menilai kondisinya tidak memadai.
Hal lain misalnya tentang kompetensi tenaga pendidik di kampus terkait cita-cita Unpad menjadi kampus berkelas dunia atau World Class University. Dari hasil survei, sebanyak 33,9 persen responden menilai kompetensi tenaga pendidik sudah cukup namun penyampaian materi kuliahnya di dalam kelas dinilai masih kurang baik.
Adapun 28,9 persen responden lainnya menilai kompetensi tenaga pendidik kurang memenuhi standar kampus berkelas dunia dan belum merata antar fakultas. Sementara 19,4 persen menilai kompetensi tenaga pendidik masih jauh standarnya terkait dengan masalah transpransi nilai, kehadiran tepat waktu, cara mengubah dan membatalkan jadwal kelas secara tiba-tiba, dan dinilai tidak adaptif dengan perkembangan teknologi.
Pilihan Editor: Lima Bunga Raksasa Rafflesia Arnoldii Mekar Sempurna Bersamaan di Agam