TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, menambah kuota beasiswa bagi pelajar di Indonesia pada tahun ini. Kabar tersebut menjadi salah satu topik dialog antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Grand Syekh Universitas Al-Azhar as-Syarif Mesir, Ahmad Muhammad Ahmed Al Tayeb di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024.
"Beliau mengatakan, untuk 2024 berarti tahun ini, Al Azhar akan menambah jumlah beasiswa yang akan diberikan kepada pelajar Indonesia," kata Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024, dikutip dari Antara.
Mesir dikenal sebagai salah satu negara yang banyak dituju mahasiswa Indonesia untuk belajar. Begini fakta-faktanya:
1. Mahasiswa RI di Mesir Mencapai 13 Ribu
Universitas Al Azhar Mesir saat ini telah menampung sekira 13 ribu orang mahasiswa asal Indonesia. Adapun sebanyak 200 mahasiswa di antaranya merupakan penerima beasiswa pada tahun lalu.
"Grand Syekh pada saat menyebut angka 13 ribu mahasiswa Indonesia itu, adalah persentase yang sangat besar dibanding secara total mahasiswa-mahasiswa yang belajar di Al Azhar," kata Retno, pada Selasa, 9 Juli 2024 dikutip dari Antara.
Adapun Presiden Jokowi dalam dialognya menyebut Mesir sudah sejak lama menjadi tujuan studi pelajar Indonesia. Bahkan, 95 persen WNI yang tinggal di Mesir adalah pelajar Indonesia. Sebagai timbal balik hubungan RI-Mesir, Presiden Jokowi berkomitmen mendorong pembentukan Markaz Tathwir atau pusat pengembangan untuk cabang Al Azhar di Indonesia.
2. Masa Pendaftaran Mulai Agustus 2024
Dikutip dari Nu.or.id, masa pendaftaran dan ujian penempatan mahasiswa baru di Universitas Al-Azhar akan berlangsung mulai Agustus hingga pertengahan Oktober 2024. Calon mahasiswa baru (camaba) diwajibkan mengikuti placement test (tahdîd mustawâ) dan matrikulasi bahasa sebagai syarat untuk mengikuti perkuliahan dan ujian.
Kendati demikian, Camaba yang memegang ijazah setara SLTA Al-Azhar dengan akreditasi (mu’adalah) resmi dapat memilih untuk mengikuti tes ikhtibâr tashfiyah/tahdîd mustawâ berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun peserta yang lulus uji kompetensi berhak mendapatkan rekomendasi studi dari Kementerian Agama baik yang diterima melalui jalur beasiswa maupun non beasiswa (mandiri).
3. Uji kompetensi di Kementerian Agama RI
Kementerian Agama RI berwenang menyelenggarakan seleksi, baik untuk penerima beasiswa maupun non beasiswa mahasiswa baru di Universitas Al-Azhar. Tes ikhtibâr tashfiyah/tahdîd mustawâ akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Markaz Syekh Zayed Li Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah Li Ghayr an-Nathiqina Biha (Markaz Syekh Zayed). Tes dilaksanakan melalui Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) sebagai cabang resminya di Indonesia.
Sementara itu, Tes Wawasan Kebangsaan akan dilakukan oleh Tim Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama RI. Ketentuan ini diatur berdasarkan Kerja sama dan pelaksanaan tes Berdasarkan Naskah Nota Kesepahaman tahun 2022 antara Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dengan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia.
4. Kuota Beasiswa 20 Orang
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menyampaikan bahwa Universitas Al-Azhar Mesir memberikan kuota beasiswa sebanyak 20 orang. "Melalui Kedutaan Besar Mesir di Jakarta, Al-Azhar memberikan kuota beasiswa melalui Kementerian Agama sebanyak 20 orang," ujar Dirjen Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, 20 Agustus 2022 dikutip dari Antara.
Terkait hal itu, disampaikan, ada sejumlah ketentuan yang harus diperhatikan. Salah satunya, calon mahasiswa yang akan melanjutkan ke Universitas Al-Azhar adalah lulusan madrasah aliyah dan pondok pesantren yang telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Al-Azhar. Adapun di antaranya adalah memenuhi syarat kompetensi bahasa dari lembaga yang diakui Universitas Al-Azhar.
Pilihan Editor: ITB dan Uniqlo Buka Beasiswa Magang di Jepang