TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi Canva bekerja sama dengan Artlist dan Pockstock dalam memenuhi kebutuhan pembuatan desain yang memerlukan konten foto dan video. Kepala Pemasaran Produk Canva, Jen Thompson, mengatakan pengguna bisa memanfaatkan sejumlah stok konten tersebut untuk kebutuhan desain masing-masing.
“Beberapa hal yang masuk ke pustaka konten kami mencakup serangkaian video stok baru dari Artlist, tersedia juga banyak gambar baru dari Pockstock yang melakukan fotografi berbasis lebih representatif,” ujar Jen saat wawancara virtual Kamis, 17 Oktober 2024.
Dia menjelaskan, konten yang tersedia ada yang berbayar maupun gratis sesuai dengan pilihan pengguna. Untuk memanfaatkan konten premium, pengguna perlu membayar sesuai dengan tarif yang ditawarkan Canva. Namun para pengguna dapat menyesuaikan kebutuhan apabila hanya ingin memanfaatkan fitur yang disediakan secara gratis. “Anda dapat melihat dari statusnya apakah gratis atau pro,” ucapnya.
Canva juga mengadaptasi teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang memudahkan pengguna untuk mencari desain. Selain itu meringkas waktu yang dibutuhkan hanya dengan menuliskan teks pada mesin pencarian pada beranda aplikasi.
Foto resmi dari Head of Product Marketing Canva, Jen Thompson. Sumber: Canva
Jen menjelaskan bahwa, sekitar 12 bulan lalu, Canva telah meluncurkan fitur Magic Studio atau Studio Ajaib yang merupakan rangkaian perangkat lunak berbasis AI. Kemudian Canva mengakuisisi perusahaan Leonardo.Ai untuk melengkapi fitur baru bernama Dream Lab atau Lab Imajinasi.
Dengan Dream Lab, Jen menambahkan, “Anda juga dapat menampilkan gambar referensi, artinya mengunggah wujud gambar yang diinginkan lalu Dream Lab akan memberi hasil dengan gaya sesuai referensi gambar tersebut.”
Konten dari Artlist maupun Pockstock ini dapat digunakan langsung oleh pengguna dalam semua fitur yang tersedia pada Canva. Pengguna hanya tinggal mengatur sesuai kebutuhan desain yang diinginkan.
Pilihan Editor: Ada 600 Juta Serangan Siber Global per Hari, Microsoft Sebut Pelaku Semakin Sering Gunakan Produk AI Generatif
