TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas mulai tengah malam tadi atau Senin 4 November 2024, pukul 00.00 Wita. Keputusan diambil setelah aktivitas gunung api yang berlokasi di Flores Timur, NTT, itu terus meningkat, antara lain kolom abu letusannya yang belakangan mencapai tinggi 1.500-2.000 meter dari sebelum-sebelumnya yang 100-1.000 meter.
“Masyarakat sekitar dan pengunjung atau wisatawan jangan melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki,” bunyi bagian dari keterangan yang dibagikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, P. Hadi Wijaya, hari ini.
Pantauan Badan Geologi selama pengamatan 23 Oktober-3 November 2024 menunjukkan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada 1 November 2024 misalnya terjadi erupsi dengan tinggi kolom erupsi menembus 2.000 meter.
Peralatan pengamatan aktivitas Gunung Lewotobi juga merekam gempa getaran banjir yang terjadi di daerah Dulipali. Pengamatan citra satelit Sentinel 2 pada 29 Oktober 2024 memperlihatkan tumpukan material yang berpotensi menjadi lahar di area utara dan timur kawah gunung itu.
“Dari pengukuran menggunakan drone terakhir tercatat jarak aliran berada sekitar 4.340 meter dari pusat Kawah G. Lewotobi Laki-laki," kata Hadi sambil menambahkan, "Pengaruh kemiringan lereng dan suhu lava yang masih tinggi masih memungkinkan lava dapat bergerak meskipun sangat perlahan.”
Dari data visual drone ditunjukkan pula pusat aktivitas berada pada dua lubang erupsi di Gunung Lewotobi. Satu berada di kawah utama, dan satu lagi terletak di sisi barat laut. Aktivitas erupsi lebih sering terjadi pada lubang yang kedua itu.
"Visual yang terlihat pada Oktober, lubang erupsi membesar dibanding dengan periode Januari. Selain itu terdapat beberapa tembusan solfatara yang berada pada sisi timur laut dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki,” tutur Hadi.
Potensi Erupsi Lebih Besar
Badan Geologi juga mencatat terjadi peningkatan aktivitas gempa permukaan Gunung Lewotobi Laki-laki seperti gempa erupsi, embusan, dan harmonik. Gempa Vulkanik Dalam (VA) dan Vulkanik Dangkal (VB) juga tercatat mengalami kenaikan.
Pada Jumat, 1 November 2024, tercatat 119 kali gempa vulkanik dalam, 19 kali gempa vulkanik dangkal, dan 6 kali gempa tremor harmonik. Pada 2 November tercatat 70 kali gempa vulkanik dalam, 34 kali gempa vulkanik dangkal, dan 8 tremor harmonik. Sebelumnya rata-rata kejadian gempa vulkanik dalam sebanyak 10-12 kali dalam sehari. Gempa Low Frequency masih terekam yang mengindikasikan aliran magma menuju permukaan.
“Kejadian erupsi rata-rata tiap hari adalah 6-8 kali kejadian erupsi, namun gempa erupsi terakhir tercatat pada 1 November 2024 dan setelahnya belum terjadi erupsi," kata dia. Fenomena ini, ditambahkannya, merupakan indikasi terdapat sumbat yang menghalangi material gunung api untuk keluar. "Hal ini dapat meningkatkan potensi erupsi lebih besar dari periode sebelumnya,” kata Hadi.
Badan Geologi juga mencatat kejadian gempa tektonik lokal dan tektonik jauh yang mengalami kenaikan. Gempa tektonik lokal di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diketahui sering berpengaruh pada aktivitas gunung tersebut. “Perlu diwaspadai apabila terjadi peningkatan tiba-tiba pada jumlah tektonik lokal yang akan berpengaruh pada tinggi letusan atau aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki,” kata Hadi.
Sekitar dua jam setelah peringatan dini kenaikan status Awas tersebut, Gunung Lewotobi Laki-laki meletus lagi. Erupsi tercatat tepatnya pukul 02.48 WITA. Tinggi kolom abu letusan tidak teramati, namun letusan tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi lebih kurang 3 menit 5 detik.
Pilihan Editor: Kompetisi Citizen Science, Duet Ayah dan Anak Ini Pecahkan Kode Alien dari Mars