TEMPO Interaktif, Kuta - Epson Indonesia memperkenalkan 22 model proyektor yang dapat digunakan untuk bidang pendidikan, bisnis, sampai hiburan. "Ini peluncuran terbesar yang Epson lakukan, 22 produk sekaligus," ujar Husni Nurdin, Deputy Country Manager PT Epson Indonesia, di Kuta, Bali, Jumat, 7 Oktober 2011.
Untuk seri edukasi Epson mengeluarkan dua proyektor tipe EBS S-100 dan EBS X-100. Menurut Husni, dua model proyektor ini hanya ada di Indonesia. Karena itu, kedua proyektor tersebut memiliki menu dalam bahasa Indonesia.
Senior Manager Business Corporate Sales Department PT Epson Indonesia, Herman Gunawan, mengatakan pembuatan kedua proyektor tersebut didasarkan pada permintaan dari para guru yang tidak begitu menguasai bahasa Inggris.
Pada kesempatan itu, Epson juga mengeluarkan dua model proyektor tiga dimensi (3D) untuk kebutuhan hiburan di rumah, yaitu EH-TW8000 dan EH-TW6000. Proyektor Epson EH-TW800 mampu mengkonversi film 2D menjadi 3D, sementara EH-TW6000 yang satu level di bawahnya memiliki tingkat kecerahan paling tinggi karena menggunakan mesin gambar yang sama dengan 480 hertz refresh rate.
"Proyektor ini hadir untuk penikmat film yang ingin merasakan suasana menonton dalam bioskop pribadi, yang tidak bisa dihadirkan oleh TV 3D karena ukurannya yang terbatas," ujar Husni.
Dengan meluncurkan produk baru secara "keroyokan" ini Husni berharap Epson dapat meningkatkan market share di Indonesia. Berdasarkan riset dari FutureSource Consulting, Epson bertengger di posisi teratas untuk proyektor di tingkat global, tapi hanya meraih posisi nomor dua di Indonesia.
Saat ini Epson memiliki market share sebesar 12 persen dari pasar proyektor di Indonesia. Namun dengan peluncuran ini diharapkan pada tahun depan perusahaan ini menguasai hingga 20 persen. "Pada 2015 ditargetkan Epson menguasai 40 persen market share dan menjadi nomor satu di Indonesia," ujar Kubota Koichi, Chief Operating Officer Visual Products Operations Division Seiko Epson Corporation.
Lini edukasi diharapkan sebagai penyumbang terbesar dalam pertumbuhan pasar ini. "Karena pasar Epson tahun ini 90 persen dari edukasi," ujar Husni. Namun dengan dikeluarkan banyak model semua lini, lini proyektor bisnis diharapkan naik dari 7-8 persen pada tahun ini, menjadi 11 persen tahun depan. "Sementara itu lini home entertainment yang bisa dikatakan nol persen tahun lalu naik hingga 2-3 persen," ujarnya menambahkan.
Husni mengatakan Epson mengejar pasar proyektor di Indonesia karena tren belakangan ini menunjukkan bahwa pasar proyektor di negara berkembang seperti Indonesia tumbuh lebih pesat dan menjanjikan dibanding negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang. Di Indonesia faktor penunjang perkembangan pasar proyektor adalah pertumbuhan ekonomi dan juga meningkatnya APBN yang dialokasikan untuk kebutuhan pendidikan.
RATNANING ASIH