TEMPO.CO, Los Angeles - Rover Curiosity telah mencicipi udara Mars. Hasilnya, udara Mars sebagian besar terdiri dari karbon dioksida serta petunjuk gas-gas lainnya.
Pengukuran oleh pesawat ruang angkasa paling canggih yang mendarat di planet merah itu sesuai dengan hasil deteksi pendarat Viking kembar pada akhir tahun 1970 dan apa yang diperoleh para ilmuwan dari meteorit Mars - fragmen batuan yang jatuh ke Bumi.
Atmosfer Mars sangat didominasi oleh karbon dioksida, tidak seperti udara bumi, yang merupakan campuran dari nitrogen dan oksigen.
Tapi ada kejutan kecil. Viking menemukan nitrogen menjadi gas paling melimpah kedua di udara Mars, tetapi pengukuran Curiosity mengungkapkan jumlah yang hampir sama antara nitrogen dan argon, gas mulia yang stabil.
Para ilmuwan dibuat bingung, tapi kemudian menduga hal itu mungkin ada hubungannya dengan alat-alat yang digunakan untuk mengambil sampel atmosfer itu.
"Ini pengamatan yang menarik, tetapi tidak mengubah ide bahwa Mars kehilangan sebagian besar dari atmosfer aslinya ke angkasa, mengubah planet itu menjadi gurun dingin,” kata Paul Mahaffy dari Goddard Space Flight Center NASA, yang bertanggung jawab atas percobaan sampel udara Curiosity.
Rover beroda enam dan bertenaga nuklir itu ditempatkan dalam sebuah kawah kuno di dekat khatulistiwa Mars hampir setahun yang lalu. Pengukuran atmosfer dirinci dalam dua studi yang muncul dalam edisi Jumat dari jurnal Science.
Sementara tidak ada yang sangat berbeda antara apa yang ditemukan Curiosity dan hasil hasil sebelumnya, “pekerjaan baru itu lebih rinci,” kata Michael Mumma dari Goddard, yang bukan bagian anggota misi.
Penelitian juga pada masalah gas metana di Mars. Beberapa tahun yang lalu, teleskop di Bumi mendeteksi metana mengejutkan dan misterius di tiga wilayah belahan barat Mars. Di Bumi, metana terutama produk sampingan dari kehidupan - dari pencernaan hewan dan tumbuhan yang membusuk. Gas tersebut juga dapat diproduksi oleh proses non-biologis.
Tahun lalu, tim Curiosity melaporkan tidak ada bau metana definitif dekat lokasi pendaratan. Sejak itu, rover telah mengambil beberapa sampel udara lagi. Ada juga rencana untuk mengendus atmosfer metana selama perjalanan ke Gunung Sharp, gunung menjulang 3 mil dari pusat kawah.
NASA pada musim gugur berencana untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa yang mengorbit Mars dengan tujuan memecahkan misteri metana. Dinamai Maven, pesawat itu akan mentargetkan atmosfer Mars. “Para ilmuwan ingin tahu apakah metana benar-benar ada, menentukan jumlahnya dan apakah bervariasi menurut tahun atau lokasi,” kata ilmuwan pemimpin misi Bruce Jakosky dari University of Colorado. Simak berita tekno lainnya di sini.
AP | ERWIN Z
Berita lain
Zalora Luncurkan Aplikasi untuk Android
WHO: Virus MERS Belum Jadi Wabah Global
Alcatel-Lucent Pecahkan Rekor Transmisi Data
Samsung Akan Suplai Galaxy S4 untuk FBI
Samsung Pertahankan Dominasi Pasar Android