TEMPO.CO, Bern - Sebuah pesawat tak berawak (drone) kompak dan dapat dilipat, yang terinspirasi dari origami, dapat membuka lipatan secara otomatis dan melakukan penerbangan dalam sepersekian detik.
“Quadcopters, yang seukuran telapak tangan, ini dapat digunakan di atas zona bencana untuk mengambil foto dan melakukan kontak dengan para korban,” kata para peneliti.
“Drone ini tidak hanya cocok di dalam saku Anda, tapi juga dapat membuka lipatan dalam setengah detik,” ujar Dr Stefano Mintchev, profesor robotika di École Polytechnique Fédérale de Lausanne, Swiss, kepada Live Science. "Anda bisa mengeluarkannya dari kotak, menghidupkan motor, dan siap untuk terbang."
Bila perangkat ini tidak digunakan, lengannya—yang terbuat dari fiberglass dan polyester ringan—dapat dilipat menjadi trapesium. Ketika diaktifkan, kekuatan dari baling-baling menyebabkan lengan terbuka secara horizontal. Kemudian, magnet menjaga lengan terkunci ke posisinya.
“Agar drone tetap stabil selama penerbangan, dua baling-baling (diagonal satu sama lain) harus berputar ke arah yang berlawanan dari dua lainnya,” tutur para peneliti. Baling-baling berputar ke arah yang sama saat drone terbentang. Namun sensor mendeteksi ketika lengan terkunci pada posisinya, dan dalam 50 milidetik arah dua rotor dibalik sehingga pesawat tak berawak itu siap untuk lepas landas.
Drone itu hanya berbobot sekitar 36 gram. Ketika dibentangkan, bisa masuk kotak berukuran 16 x 16 x 3,5 sentimeter. “Saat dilipat dibutuhkan tempat berukuran 5,8 x 5,8 x 3,5 cm,” ucap Mintchev.
Desainnya sederhana, tapi dapat diandalkan. Kekakuan lengan memastikan perangkat ini tidak akan bergetar selama penerbangan, yang bisa membuatnya tidak stabil atau kurang responsif terhadap kontrol, dan gerakan horizontalnya menghindari ketidakseimbangan karena gravitasi. Material fiberglass dan polyester lengannya membuat perangkat ini ringan.
Drone ini harus tetap dilipat dengan tangan, tapi membutuhkan waktu kurang dari sepuluh detik untuk seseorang yang terlatih. Tim peneliti saat ini berencana membuat versi yang dapat melipat secara otomatis.
Selain itu, desain masa depan akan lebih ringan, yang akan memungkinkan untuk model yang lebih besar, dan lengannya akan cukup kuat untuk bertahan saat terjatuh. “Prinsip-prinsip origami yang sama bisa digeneralisasi untuk semua jenis kendaraan terbang dengan sayap,” kata para peneliti.
Prototipe ini telah dipatenkan dan akan dipamerkan 25 Mei di sebuah konferensi robotika di Seattle.
ERWIN Z. | LIVE SCIENCE