TEMPO.CO, Jakarta - Empat kota di Indonesia meraih indeks tertinggi sebagai kota pintar. Inilah hasil riset smart secondary city di empat negara Asia Tenggara. Kota-kota tersebut adalah Surabaya, Bandung, Semarang, dan Makassar.
Kriteria kota sekunder dalam penelitian ini adalah memiliki penduduk minimal 200 ribu jiwa, bukan ibu kota negara, dan bukan kota satelit. "Jika melihat hasil ini, sangat potensial sekali perkembangan smart city di Indonesia dan harus menjadi perhatian semua pihak terkait," kata peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Dedy Permadi, dalam Microsoft CityNext Summit 2015, Jakarta, Selasa, 29 September 2015
Dedy menjelaskan, ada tiga hal yang menentukan keberhasilan kota pintar di Indonesia, yakni kepemimpinan, partisipasi publik, dan infrastruktur. "Kepemimpinan yang mutlak sekali diperlukan adalah berupa inisiatif pemimpin, seperti yang ditunjukkan wali kota masing-masing kota tersebut," ujar Dedy, yang juga peneliti dari National University of Singapore.
Sementara itu, partisipasi publik terlihat dari bagaimana masyarakat mendukung pemimpinnya mewujudkan kota pintar serta dukungan infrastruktur berupa kelancaran akses Internet.
Proyek yang digelar Microsoft bekerja sama dengan Lee Kuan Yew School of Public Policy dan UGM itu dilakukan selama satu setengah tahun di Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Thailand.
"Dari keempatnya, kami mengidentifikasi 48 kota sekunder dan bagaimana mereka memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)," tuturnya.
ANTARA
Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Dibunuh: Ini Sederet Keanehan di Balik Tragedi
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto Cs & Ahok: Siapa Boros?