Jika mengandalkan program biasa, per tahun paling banyak 1.000 orang doktor baru. Waktu yang diperlukan untuk mengejar target 20 persen tersebut, berkisar 13-14 tahun. Karena itu, kata Nasir, PMSDU dikembangkan untuk menambah jumlah doktor, temuan baru untuk inovasi nasional, dan daya saing bangsa. “Mimpinya setelah lulus SMA, dalam tujuh tahun bisa lulus S-1 sampai S-3,” katanya di acara diskusi berjudul Indonesia Mencari Doktor di Aula Barat ITB, Kamis, 8 Oktober 2015.
Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Ali Ghufron Mukti mengatakan, program beasiswa magister hingga doktor itu sudah berjalan dua angkatan sejak dibuka 2014. Penerima beasiswa akan menjalani program magister atau S-2 selama setahun, kemudian langsung ke program doktoral atau S-3 selama tiga tahun.
Per mahasiswa yang lolos saringan dan persyaratan selanjutnya akan ditanggung biaya kuliahnya. Ketika menempuh jenjang doktor misalnya, mahasiswa akan mendapat dana hibah penelitian sebesar Rp 60 juta per tahun. Ada pula riset bersama peneliti kampus terkemuka di dunia selama 3-6 bulan yang ditanggung negara. “Total dari magister hingga doktor itu beasiswanya sekitar Rp 500 juta,” ujarnya di ITB.
Jatah penerima beasiswa itu per tahun, kata Ali, pada 2015 sebanyak 334 orang dari 5.195 orang pendaftar. Pada tahun pertama 2014, dari 71 pendaftar yang lolos 57 orang. “Tahun depan jumlah kuotanya minimal diajukan sama seperti sekarang, mudah-mudahan bisa tambah,” kata dia.
ANWAR SISWADI