TEMPO.CO, Jakarta - Teori Albert Einstein soal gravitasi akhirnya terbukti benar. Butuh 100 tahun lebih bagi para ilmuwan membuktikan kebenaran adanya gelombang gravitasi sejak Albert Einstein menerbitkan teori relativitas umum. Eksistensi gelombang gravitasi ini adalah salah satu bagian dari teori Albert Einstein yang terkenal itu.
Penemuan itu disampaikan sejumlah kelompok ilmuwan dari National Science Foundation, Caltech dan MIT pekan ini. Ini adalah salah satu penemuan di bidang sains terbesar sepanjang sejarah modern. Penemunya pun, direncanakan akan diberikan penghargaan Nobel.
"Kami telah mendeteksi gelombang gravitasi, kami melakukannya," kata David Reitze, Direktur Eksekutif Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO).
Gelombang gravitasi merupakan gelombang yang sangat kuat, bahkan mampu memperlebar ruang dan waktu di sekitarnya. Gelombang ini tercipta dari gabungan dua lubang hitam. Satu lubang hitam memiliki massa 29 matahari; yang lain setara dengan 36 matahari. Masing-masing mungkin berdiameter 50 kilometer (30 mil). Sangking kuatnya, gelombang ini mampu memperlebar ruang dan waktu di sekitarnya.
Para ilmuwan menemukan gelombang tersebut dengan menggunakan alat khusus bernama LIGO atau Advanced Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory. Alat pemantau gelombang gravitasi atau Laser Interferometer Gravitational-wave Observator (LIGO) merupakan alat yang dirancang secara spesifik untuk mendeteksi adanya gelombang gravitasi.
Sebagaimana dengan namanya, LIGO menggunakan teknologi laser untuk mendeteksi gelombang gravitasi. Laser yang dipancarkan oleh LIGO akan berubah gelombangnya jika dihantam oleh gelombang gravitasi. Dari situlah ilmuwan dapat membuktikan serta mempelajari gelombang gravitasi.
Gelombang gravitasi pertama yang berhasil dideteksi oleh LIGO dikatakan memiliki suara seperti dengungan dan desisan kecil. Suara lubang hitam bertabrakan seperti "kicauan" yang berlangsung seperlima detik. Meskipun gelombang gravitasi bukan gelombang suara, peningkatan frekuensi tubrukan terekspos dalam milidetik terakhirnya adalah frekuensi yang bisa didengar.
LIGO memperkirakan, sekitar satu miliar tahun. dua matahari bertabrakan pada setengah kecepatan cahaya. Gelombang gravitasi melewati semuanya, sehingga hasilnya perjalanan melalui alam semesta sebelum mencapai Bumi.
Namun, gelombang itu begitu kecil sehingga dibutuhkan detektor seperti milik LIGO untuk mampu mengukur distorsi seperseribu ukuran proton demi diamati. Gelombang tersebut diamati pada 14 September 2015, menurut CNN.
Penemuan ini membuka cakrawala baru tentang semesta. "Bayangkan sebelumnya kita tidak pernah mampu mendengar dan haya melihat saja. Sekarang kita bisa mendengarkan alam semesta. Ini adalah spektrum yang berbeda (dari spektrum elektromagnetik). Ini tidak seperti apa yang pernah kita deteksi sebelumnya," kata Deirdre Shoemaker, fisikawan dari Georgia Tech.
Seperti diketahui, gelombang gravitasi yang diprediksi Einstein dalam teori relativitas umum pada 1915 merupakan teori mengenai konsep ruang dan waktu. Gelombang itu merupakan distorsi ruang-waktu. Namun kala itu, dia berpikir gelombang gravitasi adalah bangunan indah dan sangat kecil sehingga seseorang tak akan pernah bisa benar-benar menemukannya.
WDA | CNN | REUTERS