TEMPO.CO, Boston - Sejumlah seniman yang menjadi legenda dunia disebut-sebut mengalami sakit mental cenderung gila. Tapi di balik tuduhan itu tersembunyi kejeniusan mereka. Beberapa tokoh yang dianggap sakit jiwa tapi jenisu itu antara lain pelukis Vincent van Gogh dan Frida Kahlo atau sastrawan Virginia Woolf dan Edgar Allan Poe.
Kini, kaitan antara jenius dan kegilaan bukan lagi sekadar anekdot. Sebuah penelitian menunjukkan kedua ekstrem pikiran manusia tersebut benar-benar saling terkait. Kay Redfield Jamison, psikolog klinis dan profesor di Johns Hopkins University School of Medicine, memperlihatkan temuan 20 sampai 30 studi ilmiah yang mendukung pandangan tentang "genius yang tersiksa."
Dari banyak jenis psikosis, kreativitas tampaknya paling terkait dengan suasana hati, khususnya gangguan bipolar. Kesimpulan ini merujuk pada penelitian yang menguji kecerdasan 700 ribu warga Swedia yang berusia 16 tahun.
Satu dekade kemudian, sebagian dari mereka menderita penyakit mental. "Orang yang unggul saat berusia 16 tahun, ternyata empat kali lebih mungkin mengembangkan gangguan bipolar," kata Jamison yang memaparkan penelitian yang diterbitkan pada 2010.
Gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati yang dramatis antara kebahagiaan ekstrem (dikenal sebagai "mania") dan depresi berat. Pertanyaannya, bagaimana mungkin siklus brutal ini menimbulkan kreativitas?
Jawabannya ada pada penelitian yang disampaikan ilmuwan lain, James Fallon. "Orang-orang dengan bipolar cenderung menjadi kreatif ketika mereka keluar dari depresi berat," kata Fallon, ahli neurobiologi dari Universitas California-Irvine.
Bagaimana pola-pola otak diterjemahkan ke dalam pikiran? Elyn Saks, profesor hukum kesehatan mental University of Southern California, menjelaskan orang dengan psikosis tidak menyaring rangsangan orang lain. Sebaliknya, mereka dapat menghibur ide kontradiktif secara bersamaan. Selain itu, mereka masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan mengganggu, "ini menjadi sangat kreatif," kata Saks.
Sebuah studi meminta peserta membuat daftar semua kata yang muncul dalam pikirannya, dengan rangsangan kata (seperti "tulip"). Ternyata, pasien yang memiliki bipolar mania ringan mampu menghasilkan tiga kali lebih banyak asosiasi kata ketimbang warga kebanyakan.
LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB