TEMPO.CO, Tel Aviv - Kuang-Chi, raksasa teknologi yang berpusat di Shenzhen, baru-baru ini meluncurkan pendanaan Israel senilai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4 triliun di Tel Aviv untuk memanfaatkan keahlian akan kota pintar dari negara itu. Hal itu diungkapkan pendiri perusahaan tersebut, Ruopeng Liu.
"Kuang-Chi adalah modal ventura dan inkubator Cina pertama yang memanfaatkan kemampuan pasar Israel bersama-sama dengan distribusi, penjualan, pemasaran, dan pengembangan teknologi di Cina," kata Dorian Barak, Managing Partner Indigo Global, mitra Kuang-Chi di Israel, Selasa, 10 Mei 2016.
Dengan valuasi lebih dari US$ 10 miliar, Kuang-Chi tidak asing dengan investasi tahap awal dengan portofolio yang sudah mencakup Solar Ship Inc, Martin Aircraft Company, pelopor biometrik Zwipe, dan grup komunikasi HyalRoute.
Di Israel, Kuang-Chi GCI Fund & Incubator telah membuat investasi pertama: sebuah komitmen senilai US$ 20 juta atau sekitar Rp 266 miliar untuk perusahaan Technologies. "Pengusaha Israel cenderung memiliki ide-ide yang sangat besar, tapi ada keterbatasan di pasar lokal. Kami dapat membantu perusahaan-perusahaan ini untuk mengambil lompatan besar," ucap Liu.
Seperti banyak rekan-rekannya di Cina, Liu ingin mengambil teknologi Israel untuk khalayak global. Dan pemberhentian pertama adalah di Cina. Kota-kota metropolitan di Cina adalah lahan sempurna untuk teknologi "kota pintar" Israel, yang merupakan fokus utama pendanaan Liu.
Dengan ekspansi yang cepat dari penduduk perkotaan, kota-kota di Cina menderita polusi lingkungan dan kekurangan sumber daya, seperti air minum. Mengingat sulitnya mempertahankan kelangsungan kota-kota besar di negara itu, masuk akal bagi Cina untuk memanfaatkan teknologi Israel. Misalnya, teknologi air Israel akan sangat dibutuhkan di Cina.
Peluncuran pendanaan ini adalah buah dari hampir satu tahun negosiasi dengan pemain lokal Israel dan berpotensi menjadi langkah pertama untuk keterlibatan Kuang-Chi di kancah teknologi.
TECHCRUNCH | ERWIN Z.