TEMPO.CO, Singapura - Bandwidth internet Indonesia amat tergantung pada koneksi kabel laut dari Jakarta ke Singapura. Jika koneksi itu terganggu, maka sebagian koneksi internet Indonesia dipastikan lumpuh.
Tempo pada ajang Communicasia di Singapura, Kamis 2 Juni 2016 berkesempatan mengunjungi salah satu provider kabel laut yang memasok internet Indonesia Matrix Network Pte Ltd. Matrix Network itu memiliki Cable Landing Station (CLS) yang berlokasi daerah Changi, Singapura. Cable Landing Station (CLS) adalah tempat di mana kabel internet bawah laut (sub sea fiber optic cable carrier) masuk ke daratan untuk kemudian didistribusikan ke Network Access Provider maupun ke Internet Service Provider.
Matrix Networks menyediakan kabel fiber optic yang menghubungkan Singapura dan Jakarta sepanjang 1055 km. Kabel fiber optik ini digunakan untuk jalur internet dari Indonesia ke Singapura maupun jalur data untuk korporasi besar. "Kami melakukan investasi hampir US$ 100 juta untuk fasilitas ini," kata Willy Sutrisno, salah satu manajer Matrix Networks.
Kapasitas kabel optik mereka saat ini bisa melayani arus data sampai 25 Tbps walaupun penggunaannya saat ini baru mencapai 2.5 Gbps. Fasilitas ini sangat penting karena saat ini hanya ada 5 perusahaan yang menyediakan jasa kabel fiber optik bawah laut dari Indonesia ke Singapura.
Dari gedung mereka , kabel optik tersebut mendarat di Pantai Mutiara, Jakarta. Ada 3 'cabang' yang berfungsi sebagai repeater, antara lain di Batam dan 2 lagi berada di bawah laut.
Walaupun kapasitasnya sangat besar, secara fisik kabel optik bawah laut sebenarnya sangat tipis. Karena itu perlu dilindungi oleh lapisan lapisan penguat supaya tidak mudah putus atau biasa disebut 'armour'. Lapisan penguat ini terdiri dari bahan anti air, kawat baja dan lapisan kulit kabel. Jika dilihat dari irisannya, hampir 60 % diameter kabel merupakan lapisan penguat. Kabel fiber bawah laut juga dialiri listrik tegangan tinggi dan grounded.
Secara kasat mata kabel ini nampak sangat kokoh, tetapi sering sekali terjadi putus kabel karena beberapa hal. "Putus kabel terjadi biasanya karena tersangkut jangkar kapal, sehingga kabel terangkat keatas, atau kabel terhempas jangkar kapal sehingga rusak berat," demikian penjelasan dari Willy Sutrisno, salah satu manajer Matrix Networks.
Bahkan, beberapa kali terjadi kasus di mana kabel terpotong secara rapi, dan diduga merupakan percobaan pencurian. Oleh karena itu melalui PT NAP Info Lintas Nusa, perusahaan Matrix Networks di Indonesia, berapa penyedia jasa kabel laut membuat asosiasi, Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (ASKALSI), untuk melakukan kerjasama dengan pihak keamanan dan penduduk/nelayan sekitar jalur kabel tersebut untuk melakukan pengamanan.
Pengamanan Kabel laut penting karena jika terjadi masalah perbaikannya bukan saja malah tetapi juga memakan waktu lama.
HANDY DHARMAWAN (Singapura)