Dalam film The Hobbit, yang juga mengetengahkan dunia mitologi Middle Earth karya J.R.R. Tolkien, trik sulap semacam itu tidak mungkin dilakukan. "Jika Anda membuatnya dalam 3D, semua trik itu akan terungkap," ujar Jackson. "Trik perspektif yang Anda gunakan akan terlihat oleh penonton. Dengan kacamata 3D, mereka dapat melihat dengan jelas seberapa jauh karakter itu berada."
Satu-satunya alternatif untuk menciptakan dunia Hobbit yang terdiri atas komunitas kurcaci dan halfling (nama lain untuk hobbit), dia harus menjalankan proses yang panjang dan melelahkan dengan merekam manusia dan kurcaci secara terpisah dan menggabungkannya secara digital dalam proses pasca-produksi.
Jackson telah beberapa kali menggunakan teknik itu dalam pembuatan film The Lord of the Rings, tetapi The Hobbit penuh dengan dialog. Terkadang 2-3 lembar naskah terus-menerus berisi dialog antara Gandalf dan sobatnya yang bertubuh kerdil.
"Sangat sulit bagi mereka melakukan percakapan yang terasa alami," kata Jackson. "Kami meminta Ian melakukan separuh percakapan itu dan Elijah harus mengisi celah yang ditinggalkan Ian baginya. Itu terlihat kaku dan tidak wajar."
Untuk menghindari masalah tersebut dalam filmnya, Jackson meminta timnya mengambil pendekatan lebih baik--teknik yang membuatnya dapat mengarahkan setiap adegan secara real time. Solusinya adalah sistem pengendali gerak inovatif.
Alih-alih merekam aktor secara terpisah, sang sutradara menempatkan mereka pada dua set berbeda, yang berjarak 15 meter, dan merekamnya dengan kamera berbeda pula. Rig kamera utama dilengkapi dengan encoder yang mengukur kemiringan dan pergeseran kamera serta gerakan tiang pengangkat, kecepatan, dan pergerakan dolly. Data tersebut di-relay ke rig kamera pembantu pada set layar hijau, sehingga memungkinkan kamera bergerak pada tiga sumbu yang selaras dengan kamera induk.
Dengan cara ini, Jackson dapat menempatkan kamera pembantu lebih dekat ke Gandalf dan--dengan keajaiban software--menghilangkan latar belakang hijau serta menggabungkan gambar dari kedua set sehingga seolah-olah penyihir itu berdiri menjulang di atas kurcaci.
Selanjutnya: Tantangan lain...