Tantangan lain adalah menciptakan set layar hijau yang secara akurat mencerminkan set secara utuh, mulai pintu gerbang, dinding, hingga lampu gantung. Jika Gandalf meletakkan tangannya pada meja layar hijau, tangannya tak terlihat mengambang di atas meja pada live set.
Agar posisi semua benda tepat pada tempatnya, kru film menciptakan alat yang disebut pinger. Alat ini mirip busur derajat sinar laser yang mengukur jarak dan sudut, sehingga kru film dapat menentukan lokasi yang tepat pada kedua set.
Ketika kedua titik itu dihubungkan, kamera live set dan kamera pembantu di set layar hijau bekerja sama untuk menghasilkan perspektif yang wajar. Dalam sistem itu, sebuah monitor memasok Jackson dengan gabungan dua bidikan kamera, sehingga dia dapat meyaksikan kedua adegan itu secara langsung. Aktor di kedua set menggunakan bola tenis hijau sebagai acuan arah pandangan mereka dan earphone tersembunyi untuk mengikuti dialog.
Dalam ujicoba sistem itu, Gandalf mengunjungi Bag End, rumah Bilbo Baggins, ditemani oleh sejumlah halfling yang mengelilinginya. Dalam pengambilan gambar itu, Gandalf harus membungkuk memasuki pintu gerbang, terantuk lampu gantung, memberi salam dengan menyebut nama masing-masing hobbit, duduk di meja makan yang dilengkapi pisau dan garpu, serta menerima segelas anggur.
Live set yang digunakan dalam The Hobbit dibangun sesuai dengan skala manusia. Meja, piring, dan cangkirnya berukuran normal karena para aktor bertubuh sedang. Namun ukuran benda-benda yang digunakan dalam set layar hijau diperkecil 25 persen. Di tangan Gandalf, cangkir anggur terlihat mungil. Tetapi karena kamera pembantu diletakkan dekat dengannya, baik tangan maupun cangkir terlihat jauh lebih besar dalam film. Ketika kedua gambar digabungkan, cangkir itu terlihat sama seperti cangkir di tangan para hobbit.
Agar kedua gambar bisa digabungkan dengan mulus, segala sesuatu yang berinteraksi dengan Gandalf harus dibuat secara khusus. Meja dan pintu di set hijau ukurannya diperkecil, begitu pula dengan pisau dan garpunya.
Selanjutnya: Karena kepala penyihir...