Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

97 Perusahaan Teknologi Lawan Larangan Imigrasi Trump

Editor

Erwin prima

image-gnews
Eman Ali of Yemen dan ayahnya, Ahmed Ali, tiba di Bandara Internasional San Francisco, California, 6 Agustus 2017. keduanya sempat tidak bisa Amerika akbat kebijakan imigrasi presiden Donald Trump. REUTERS/Kate Munsch
Eman Ali of Yemen dan ayahnya, Ahmed Ali, tiba di Bandara Internasional San Francisco, California, 6 Agustus 2017. keduanya sempat tidak bisa Amerika akbat kebijakan imigrasi presiden Donald Trump. REUTERS/Kate Munsch
Iklan

TEMPO.CO, San Francisco - Intel, Google, Microsoft, Apple dan 93 perusahaan teknologi lainnya telah mengajukan surat amicus (sahabat pengadilan) yang mendukung tuntutan terhadap perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang membatasi imigran dari tujuh negara.

"Perintah eksekutif itu meninggalkan prinsip toleransi, kesetaraan dan keterbukaan," tulis surat itu yang ditemukan Ars Technica sebagaimana dikutip Engadget, Senin 6 Februari 2017. "Ini menimbulkan bahaya yang signifikan pada bisnis, inovasi dan pertumbuhan Amerika."

Baca:
Asus ZenFone 3 Max ZC553KL, Andalkan Baterai Besar
Sudah Mewabah di Afrika, Ulat Armyworm Ancam Asia
Peretas Rusia Mengguncang Amerika, Siapa Sebenarnya Mereka?  

Setelah tuntutan diajukan terhadap perintah eksekutif di Washington dan negara-negara lain, Hakim Distrik AS James Robart memblokir perintah eksekutif itu secara efektif dengan segera. Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan akan kembali ke prosedur skrining normal, sehingga banyak imigran, termasuk siswa pemegang visa, pemegang kartu hijau dan lain-lain bergegas mendapatkan penerbangan sebelum aturan pembatasan dipulihkan.

Namun, Departemen Kehakiman AS di bawah Trump telah bersumpah untuk mengajukan banding. "Kami akan menang. Untuk keamanan negara, kami akan menang," kata Trump kepada wartawan di klub golf Mar-a-Lago di Florida. Presiden juga mengkritik Robart dalam serangkaian tweet, dengan mengatakan "pendapat hakim ini ... konyol dan akan dijungkirbalikkan."

Surat itu, yang telah berjalan sejak sebelum perintah eksekutif ditolak, bertujuan untuk meyakinkan pengadilan banding bahwa mengembalikan aturan itu akan ilegal dan berbahaya bagi bisnis mereka.

"Perintah eksekutif itu membuat lebih sulit dan mahal bagi perusahaan-perusahaan AS untuk merekrut, mempekerjakan dan mempertahankan beberapa karyawan terbaik di dunia," tulis mereka. "Ini mengganggu operasi bisnis yang sedang berlangsung. Dan ini mengancam kemampuan perusahaan untuk menarik bakat, bisnis dan investasi ke Amerika Serikat."

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos terbaru, masyarakat yang mendukung perintah eksekutif Trump adalah 49 persen melawan 41 persen yang tidak mendukung. Namun, seorang ahli hukum mengatakan kepada Reuters bahwa tweet yang mengkritik hakim - tindakan yang sangat tidak biasa bagi seorang presiden - mungkin sebuah kekeliruan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sulit bagi presiden untuk menuntut pengadilan menghormati otoritas yang melekat padanya ketika ia tidak menghormati otoritas yang melekat pada peradilan," kata pakar hukum Jonathan Turley kepada Reuters.

Perusahaan-perusahaan teknologi itu menambahkan bahwa perintah eksekutif itu dapat menyebabkan karyawan berbakat dari negara-negara lain untuk pergi ke tempat lain, menyebabkan eksodusnya sumber daya unggul dari AS.

"Ketidakstabilan dan ketidakpastian ini akan membuat jauh lebih sulit dan mahal bagi perusahaan-perusahaan AS untuk merekrut beberapa bakat terbaik dunia - dan menghambat mereka untuk bersaing di pasar global," menurut surat itu.

Terlebih lagi, negara-negara lain bisa melihat tindakan ini sebagai bermusuhan. "Ini juga dapat menyebabkan tindakan balasan oleh negara-negara lain, yang akan menghambat kemampuan perusahaan untuk melakukan bisnis atau menegosiasikan penawaran bisnis di luar AS."

ENGADGET | ERWIN Z

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 jam lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

7 jam lalu

Petugas penegak hukum memasuki perkemahan protes pro-Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/David  Swanson
Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

8 jam lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

9 jam lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza


Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

10 jam lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya


Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

11 jam lalu

Jaksa Karim Khan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). REUTERS
Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)


Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

11 jam lalu

Direktur CIA William Burns berbicara selama sidang Komite Intelijen DPR AS tentang ancaman di seluruh dunia, di Washington, D.C., AS, 15 April 2021. [Tasos Katopodis/Pool via REUTERS]
Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.


Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

12 jam lalu

Sekelompok pengunjuk rasa memegang bendera kuning bertuliskan Khalistan, serta spanduk bergambar pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh, saat melakukan protes di luar konsulat India, seminggu setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengemukakan kemungkinan keterlibatan New Delhi dalam aksi tersebut. pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di British Columbia, di Toronto, Ontario, Kanada 25 September 2023. REUTERS/Carlos Osorio
Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.


Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

16 jam lalu

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.