Racun pembunuh lainnya adalah tetrodoksin, yakni racun saraf yang dapat diperoleh dari hewan laut seperti ikan buntal, gurita cincin biru, dan cacing bulan. Meski terdapat di dalam tubuh hewan, senyawa beracun ini diproduksi oleh bakteri-bakteri yang menginfeksi mereka.
Dibanding ricin, efek tetrodoksin lebih cepat. Tetrodoksin bisa masuk ke dalam tubuh lewat suntikan, oral, inhalasi, atau kulit yang terluka. Racun ini bekerja dengan menghambat kerja sinyal saraf antara tubuh dan otak. Korban bisa mengalami kelumpuhan, kebas, hingga berhenti bernapas.
Senyawa lain yang memiliki efek mematikan—dan sering ditemukan dalam sejumlah kasus pembunuhan—adalah arsenik. Unsur logam alam yang kerap dipakai dalam produksi semikonduktor aki kendaraan dan peluru ini juga digunakan dalam pembuatan insektisida serta pengawet produk kayu.
Efek racun arsenik biasanya berlangsung lambat. Tubuh korban yang terpapar arsenik bisa mengalami kejang sementara sistem pernapasannya berhenti. Senyawa arsenik ditemukan dalam tubuh aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib, yang tewas dalam perjalanan menuju Belanda pada 2004.
Alexander Litvinenko, mantan mata-mata Rusia, tewas setelah dirawat selama tiga pekan di London pada 2006. Dia dinyatakan keracunan Polonium-210, salah satu isotop unsur radioaktif langka Polonium. Kasus ini diduga melibatkan para pelaku dari dinas rahasia Rusia.
Senyawa sianida juga dikenal sebagai racun yang efektif dan mematikan. Senyawa yang biasanya dipakai sebagai campuran pestisida ini menjadi racun yang bekerja dan menyebar dengan cepat di tubuh manusia.
Sianida, dalam jumlah kecil, terdapat secara alami di dalam kacang almond, biji aprikot, dan jeruk. Senyawa ini dikenal memiliki aroma khas seperti kacang almond pahit. Namun, dalam bentuk gas, seperti sianida sodium dan hidrogen sianida, senyawa ini tidak memiliki aroma dan warna.
Sianida menghambat sel tubuh menggunakan oksigen dan akhirnya mati. Otak dan jantung adalah organ yang mengalami kerusakan terparah jika seseorang keracunan sianida. Kematian I Wayan Mirna Salihin, yang menjadi kasus besar sepanjang tahun lalu, diduga dipicu racun sianida yang dimasukkan ke dalam kopi yang diminumnya.
Selanjutnya: 5 racun alami, sumbernya, dan gejala bagi yang diserang