Hasil riset tim gabungan dari University College London, Inggris, serta George Mason University dan Naval Research University, Amerika Serikat, dalam jurnal Nature Communications menunjukkan aktivitas medan magnet mempengaruhi komposisi elemen, termasuk besi, di atmosfer matahari. Kondisi ini diduga berdampak besar pada pemanasan korona.
Menurut Brooks, selama ini para astronom mengira komposisi elemen di atmosfer matahari tidak berubah seperti halnya rotasi atau gravitasi permukaan bintang. Namun hasil studi menunjukkan perubahan komposisi berhubungan dengan aktivitas medan magnet. "Ikut berubah seiring waktu dan berpengaruh pada proses pemanasan atmosfer," katanya seperti ditulis Science Daily.
Medan magnet matahari berfluktuasi dalam siklus 11 tahun. Dalam periode itu, medan magnet matahari berubah dari kondisi tenang menjadi sangat intensif. Perubahan ini ditunjukkan oleh munculnya sejumlah bintik matahari dan lonjakan kadar radiasi.
Hasil studi ini tentu saja bukan jawaban akhir, mengingat pengamatan terhadap matahari dilakukan dari bumi. Pembahasan pengaruh medan magnet matahari terhadap korona itu, menurut Brooks, masih menjadi perdebatan para ilmuwan. Jawaban lebih detail mengenai anomali korona bisa diperoleh jika manusia dapat mengamati matahari lebih dekat lagi. Nah, karena itulah wahana Parker ini berangkat.
Baca: NASA Rilis Foto Indah Bumi, Diambil dari Antariksa
Selanjutnya: Misi Parker Solar Probe