Populasi Elang Jawa di Tahura R. Soerjo Kian Menyusut

Reporter

Editor

Senin, 30 Mei 2011 10:27 WIB

TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO Interaktif, Malang - Populasi elang Jawa (Spizaetus bartelsi) di Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, Jawa Timur, terancam punah. Kerusakan hutan di wilayah itu diduga menjadi penyebab penurunan populasi burung langka tersebut.



Hasil pemantauan terakhir ProFauna yang dilaksanakan pada Juli 2010 hingga April 2011 menunjukkan jumlah elang Jawa di Tahura R. Soerjo tinggal dua ekor. Jumlah ini menurun jika dibandingkan dengan hasil pemantauan Profauna pada 2009 yang masih menjumpai enam ekor elang Jawa.



“Menyusutnya hutan primer yang menjadi habitat elang Jawa memberikan kontribusi besar terhadap berkurangnya populasi elang Jawa,” kata Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, Jumat lalu.


Advertising
Advertising



Untuk mempertahankan populasi elang Jawa di Tahura R. Soerjo, ProFauna meminta kerusakan hutan Tahura R. Soerjo maupun hutan lain di Pulau Jawa dihentikan. "Sudah seharusnya pemerintah menghentikan laju deforestasi," ujar Rosek.



Berkurangnya populasi elang Jawa juga dipengaruhi oleh penggunaan pestisida pada lahan pertanian yang berbatasan dengan hutan.



ProFauna memperkirakan jumlah total elang Jawa yang terdapat di alam tidak lebih dari 400 ekor. Menurut catatan ProFauna, selain di Tahura R. Soerjo, ada sejumlah tempat di Jawa Timur yang juga menjadi habitat elang Jawa, antara lain Pulau Sempu, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Taman Nasional Merubetiri, Taman Nasional Alas Purwa, Lebakharjo, Pegunungan Hyang, dan Kawah Ijen.



Elang Jawa bisa hidup di hutan primer dari ketinggian 0 meter hingga 3.000 meter dari permukaan laut. Satwa ini adalah burung pemburu berukuran besar (60 cm) yang dalam rantai makanan berposisi sebagai top predator. Burung ini memangsa burung-burung besar dan mamalia, seperti ayam hutan, tupai, musang, jelarang, dan kelelawar buah.



Pertumbuhan elang Jawa sangat lambat. Elang Jawa hanya bisa bertelur satu butir yang akan dierami selama sekitar 47 hari. Setelah anaknya lahir, selama satu setengah tahun anak elang Jawa itu akan hidup bersama induknya. Satwa ini dianggap dewasa ketika berumur tiga atau empat tahun dan hanya berkembang biak satu atau dua tahun sekali.



Elang Jawa adalah satwa langka yang telah ditetapkan sebagai burung nasional pada 1993. Selain langka, penetapan dilakukan karena satwa ini dianggap mirip burung garuda yang menjadi lambang negara Indonesia. Sebagai satwa dilindungi, penangkapan, perdagangan, maupun pemeliharaan elang Jawa dilarang oleh undang-undang.





BIBIN BINTARIADI | ABDI PURNOMO

Berita terkait

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

4 hari lalu

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.

Baca Selengkapnya

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya